back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

Sabtu
18 Sepptember 1999
Radar Madura


Nyonya Hajjah Anisyah BA:
Politikus Feminin dari Pesantren

Sumenep, Radar.-

Barangkali, tak banyak wanita di Madura yang terjun jadi politikus. Apalagi, sampai menjabat kursi ketua partai politik. Dan, salah satu dari yang langka itu tersebutlah nama Ny Hj Anisyah BA, yang kini dikenal sebagai Ketua DPC PPP (Partai Persatuan Pembangunan) Sumenep. Ibu lima anak ini sejak tahun 70-an sudah bergabung di partai berlambang ka’bah tersebut.

Meski menjadi Ketua DPC PPP Sumenep, Ny. Anisyah tetap menjalankan rutinitas menggerakkan roda Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an, yang diwarisi dari almarhum abahnya, KH Abdul Wahak. Sehabis subuh semua santri diwajibkan mengaji Al-Quran. Dan, seminggu sekali mereka wajib menunjukkan hasil hafalannya.

Dari Pesantren sederhana yang terletak di tengah kota Sumenep itu, putri mantan Kepala Kadepag Sumenep sambil lalu menyalurkan bakat politik di partai politik yang berazaskan Islam itu.

Meski ketika Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berdiri, Ny. Anisyah sempat ditawari untuk hijrah ke partai milik NU itu, tapi ia memilih tetap tinggal ‘’di bawah lindungan ka’bah’’. Alasannya, karena tidak semua orang NU harus di PKB. Apalagi, pada Muktamar NU 1984 di Situbondo, NU sudah memutuskan untuk netral dan kembali ke khittah’ 26.

Bakat politik ibu yang sudah hafal Al-Qu’an 30 juz sejak SD ini, sudah terlihat ketika menjadi aktivis kampus di IAIN Sunana Ampel Surabaya. Ny. Anisyah sempat menjadi top leader di kalangan para aktivis. Saat itu ia sudah aktif di IPPNU (Ikatan Putra Putri Nahdlatul Ulama) dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Cabang Surabaya.

Banyak temen aktivis kampus yang kesengsem pada kemampuan dan kecantikannya. Tetapi karier politik Ny. Anisyah sempat tersandung benih asmara. Dia jatuh cinta pada dosen bahasa Inggris, Syamsul Arifin. Dosen muda yang juga berasal dari kota Sumenep baru datang dari tugas belajar di negeri Kanguru, Australia.

Ny. Anisyah kemudian memutuskan untuk berkeluarga ketimbang melanjutkan kuliah sampai sarjana. Sekarang ibu yang sudah kepala empat ini dikarunia lima anak, dua putra dan tiga putri. Mereka adalah Anas Arifin, Hafil Arifin, Nur Diana Arifin, Nuri Arifin dan Cici Arifin.

Ditanya tentang misinya terjun ke gelanggang politik, Ny Anisyah mengatakan, dalam rangka ‘amar makruf nahi munkar. Maka tidak heran bila ibu yang tampak awet muda ini sempat disebut-sebut sebagai kandidat bupati Sumenep menggantikan H. Soekarno Marsaid.

‘’Ibu Anisyah sebagai putra daerah Sumenep sudah tidak diragukan kemampuannya untuk memimpin Kabupaten Sumenep. Selain itu, ibu Anisyah juga berasal dari pesantren yang masih terjaga integritas moralnya," komentar anggota dewan baru. (ham)