back
Serambi KAMPUS https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Webmaster

R. Iskandar Zulkarnain
Chief Executive Editor

Informasi

PadepokanVirtual

URL

http://w3.to/padepokan
http://welcome.to/madura
http://travel.to/kampus

Jawa Pos
DETEKSI
Senin Pon, 17 April 2000

Skripsi Untuk Latihan Berfikir Ilmiah

SKRIPSI dinilai banyak mahasiswa sebagai sesuatu yang sia-sia. Soalnya, sebagian dari mereka membuatnya asal-asalan, sekedar formalitas untuk menggapai gelar sarjana. Karena itulah, banyak mahasiswa menggugat arti pentingnya skripsi. Perlukah skripsi dipertahankan, atau lebih baik dihapuskan.
Menurut Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof Drs Toho Choliq Muthohir, Ph.D., apa pun skripsi tetap dibutuhkan. Skripsi penting, terutama jika dikaitkan dengan profesionalisme lulusan dan sebagai ukuran sejauh mana lulusan mampu berfikir analisis, kritis, dan sistematis.
"Sarjana penuh tanpa skripsi itu kurang berarti," katanya ketika dihubungi Jawa Pos kemarin. Menurut dia, pentingnya skripsi seharusnya tidak dinilai hanya sebagai syarat kelulusan, tapi harus dilihat dari segi filosofisnya. Yaitu, sebagai intellectual exercise yang merupakan bukti bahwa lulusan benar-benar menguasai ilmu yang ditekuni selama perkuliahan.
Lewat latihan berfikir ilmiah itu, diharapkan setiap lulusan S1 lebih unggul dibandingkan dengan lulusan di bawahnya dalam mengambil keputusan. "Kerangka berfikir skripsi kan demikian. Ketika ada permasalahan, lalu penyusunnya membuat usulan jalan keluarnya," ujar dia. Meskipun begitu, ia tidak mengelak bahwa mahasiswa kadang terhambat kelulusannya gara-gara skripsi. "Kasus seperti ini bisa terjadi bagi mereka yang mentalnya kurang siap menghadapi skripsi," ujarnya.
Dalam kasus seperti itu, Toho tidak menyalahkan mahasiswanya. Karena, banyak sebab yang membentuknya demikian. Menurut dia, asumsi ini disebabkan pemahaman dan metode pengenalan skripsi yang keliru. Baik dari mahasiswa maupun pengajar metodologi penelitiannya.
Lalu bagaimana jalan keluarnya? Untuk mengantisipasi permasalahan ini, Toho menyarankan agar mahasiswa memperhitungkaan materi skripsi sedini mungkin. "Bahkan kalau bisa ketika masuk kuliah."
Dengan begitu, mental mahasiswa benar-benar siap. Strategi ini juga bertujuan agar mahasiswa mempunyai track record yang baik dalam pengalaman intelektualnya. Sementara untuk tenaga pengajarnya, sebaiknya ada keterpaduan konsep terhadap metodologi yang digunakan sebagai analisis dalam skripsi mahasiswanya. (agm)

atas