back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

Rabu
18 Agustus 1999
Radar Madura


Pemda Akan Hidupkan Rencana Suramadu

Bangkalan, Radar.-

Setelah lama tidak terdengar kabarnya, rencana pembangunan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) kini coba dihidupkan kembali oleh masyarakat Madura, khususnya Pemda Bangkalan dan kalangan ulama setempat. ‘’Jembatan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat Madura maupun masyarakat luar Madura,’’ kata Bupati Bangkalan Ir M. Fatah.

Seperti diketahui, sarana transportasi yang menghubungkan Pulau Madura dengan Pulau Jawa selama ini hanya ferry (kapal penumpang). Namun, seiring terus meningkatnya dinamika masyarakat Madura sarana tersebut dinilai sudah kurang memadai. Apalagi, dermaga penyeberangan yang ada sering rusak, sehingga mengganggu arus orang maupun barang dari Surabaya ke Madura atau sebaliknya.

Itulah yang terjadi beberapa hari terakhir. Antrean panjang kendaraan roda empat di dermaga Ujung Baru maupun Kamal merupakan pemandangan yang hampir menjadi sebuah ‘’kelumrahan’’. Akibatnya, banyak masyarakat yang komplain, karena selain dirugikan dari segi waktu, juga pengiriman barang jadi lambat, bahkan rusak sebelum sampai di tujuan.

‘’Mungkin masalah ini baru akan berakhir jika jembatan Surabaya-Madura direalisasikan,’’ ujar Iwanta seorang warga Bangkalan. Sebab, kenyataannya, perbaikan di dermaga selama ini sifatnya selalu tambal sulam, sehingga tidak akan menuntaskan masalah.

Lalu, apa saja langkah yang akan dan telah diayunkan oleh Pemda Bangkalan untuk mendorong agar pembangunan Jembatan Suramadu itu bisa dilaksanakan? Menurut Bupati Ir. M. Fatah, pihaknya bersama sesepuh masyarakat Madura H.M. Noer telah melakukan lobi ke pusat untuk membicarakan soal pendanaannya.

Sebab, berdasarkan informasi yang didapat Radar Madura, masalah dana ini merupakan kendala utama pembangunan Jembatan Suramadu.

Kendala yang lain, tentu saja, menyangkut soal dampak sosial budaya yang sebelumnya masih bahan perdebatan di kalangan masyarakat.

‘’Saya akan mengajak para ulama untuk mengadakan perbandingan ke Batam, terutama ke Penang Malaysia. Sebab, di sana ada sekitar enam jembatan yang menghubungkan pulau-pulau sekitarnya. Angkutan ferri juga tetap ada di sana. Dan yang terpenting, adalah budaya setempat tidak terkikis oleh arus globalisasi,’’ kata bupati.

Menurut bupati, faktor dampak sosial budaya memang perlu dikaji secara lebih mendalam. Karena itu, dia bisa memahami dan dapat menerima adanya kesepakatan Basra (badan silaturrahmi ulama Madura) berupa rambu-rambu bagi pembangunan jembatan dan industrialisasi di Madura.

‘’Apa yang diusulkan Basra itu baik, karena masyarakat Madura memang dikenal sangat religius. Namun, kita juga sadar bahwa kemajuan adalah hal yang mesti. Kita tidak bisa menolaknya begitu saja. Misalnya, adanya internet, televisi, dan sebagainya,’’ katanya.

Menyinggung seberapa jauh rencana pembangunan jembatan Suramadu dan industrialisasi tersebut, bupati mengatakan, beberapa rencana sudah berjalan. Misalnya, besteknya sudah dibuat, juga perda tentang Rencana Tata Ruang Industri, Pemukiman dan Pariwisata. ‘’Dalam rencana tersebut industri yang diperbolehkan memang hanya industri yang ramah lingkungan,’’ katanya. (rd)