back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long e-Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Metropolis
Senin, 27/11/2000
Jawa Pos


Ikatan Keluarga Madura Safari ke Timur Tengah

SURABAYA - Organisasi Ikamra (Ikatan Keluarga Madura) yang berkantor pusat di Surabaya, diam-diam akan melakukan safari ke beberapa negara di Timur Tengah. ''Keberangkatan kami ini semata-mata untuk misi sosial," kata Ketua Ikamra Pusat, H Ali Badri, kepada Jawa Pos, kemarin.

Ketika ditanya lebih jauh tentang misi sosial itu, Badri menjelaskan, sangat terkait dengan nasib pengungsi asal Madura dan pengungsi asal daerah lain yang saat ini masih banyak ditampung di beberapa tempat. ''Kami ke beberapa negara itu untuk menindaklanjuti kesanggupan mereka memberikan bantuan kepada para pengungsi," katanya.

Kemana saja negara timur tengah yang akan dikunjungi? Badri belum bersedia menyebut nama-nama negara tersebut. ''Nanti saja kalau sudah datang, kami akan memberitahukan kepada kalian," ujar salah satu tokoh Madura yang dikenal punya banyak massa pendukung ini.

Pernyataan ini dia kemukakan sekaligus membantah tudingan salah satu penasehat Ikamra, H Achmad Zaini yang menilai sepak terjang Ikamra terkesan melulu pada persoalan politik.

Seperti diberitakan, salah satu penasehat Ikamra, H Achmad Zaini, menyoroti keberadaan spanduk yang dipasang di beberapa jalan protokol yang mengatasnamakan Ikamra. Spanduk itu berbunyi Jangan Coba-Coba Menurunkan Secara Paksa Presiden Abdur Rachman Wahid. Kami Warga Madura Akan Marah Besar.

Zaini menilai, pemasangan spanduk itu sarat dengan muatan politis. ''Masih banyak persoalan yang dialami warga Madura yang harus ditangani, misalnya masalah pengungsi," katanya. Karena itu, dia menyarankan agar spanduk itu diturunkan.

''Apa yang diucapkan H Zaini itu sama sekali tidak mendasar. Dia ngomong seperti itu karena dia tidak tahu secara detail apa itu Ikamra," katanya. Ditambahkan, Ikamra adalah satu-satunya organisasi warga Madura yang sangat intens dalam melakukan misi sosial. ''Tak lama lagi, kami akan mendapat bantuan 200 ton beras untuk para pengungsi," tandasnya.

Soal pemasangan spanduk, Badri mengatakan, hal itu sudah lebih dahulu dikonsultasikan dengan para penasehat, termasuk penasehat utama Ikamra, H Abdul Madjid. ''Jadi, spanduk itu dipasang bukan atas kemauan saya sendiri. Tapi sudah menjadi keinginan hampir semua warga Madura. Kami mendukung Gus Dur karena dialah presiden yang sah dan konstitusional," katanya.

Pernyataan ini dibenarkan H Abdul Madjid, penasehat utama Ikamra. Menurut dia, bentuk dukungan warga Madura yang tergabung dalam Ikamra terhadap Gus Dur, semata-mata didasarkan pada konstitusional. ''Jadi, salah kalau spanduk kami dianggap provokatif. Justeru kami ingin menjunjung tinggi konstitusional," katanya.

Terhadap pernyataan Zaini, Madjid mengaku sudah menegurnya. ''Dia (Madjid) ngomong seperti itu karena dia tidak ngerti Ikamra. Setelah saya ingatkan, dia malah minta maaf atas pernyataannya," ujarnya. Menurut dia, pernyataan Zaini, justeru akan dapat menimbulkan perpecahan di kalangan warga Madura.

Menurut dia, spanduk yang bernada mengancam kepada siapa saja yang menurunkan secara paksa Presiden Abdurrahman Wahid itu, tidak sesuai dengan falsafah orang Madura. ''Falsafah orang Madura itu andep asor (rendah hati, Red),'' katanya kepada wartawan, di kantornya, kemarin.

Apalagi, lanjut dia, Ikamra bukanlah organisasi politik. ''Persoalan yang dialami orang Madura sudah cukup banyak. Jangan ditambahi lagi dengan menyeret rakyat ke dunia politik,'' tambahnya.

Bila beberapa pengurus Ikamra ingin berunjuk rasa, Zaini tak mempersoalkannya. ''Boleh unjuk rasa, tapi jangan membawa-bawa nama Ikamra,'' ujarnya.

Karena, kata Zaini, nama Ikamra sudah menyangkut semua orang Madura. ''Orang Madura itu banyak yang intelek, banyak yang jadi profesor, dan rektor perguruan tinggi terkenal. Dengan cara-cara seperti memasang spanduk dengan tulisan yang provokatif, seolah-olah semua orang Madura seperti itu,'' tandasnya.

Karena itu, sebagai penasihat Ikamra, Zaini mengimbau agar pengurus Ikamra segera menurunkan spanduk tersebut. Dia juga minta agar warga Madura yang terlibat dalam aksi unjuk rasa mendukung Gus Dur segera menghentikan aksinya. ''Nanti malam (tadi malam, Red) saya akan memanggil H Ali Badri (ketua Ikamra Pusat, Red) untuk membicarakan hal ini,'' katanya.

Seminggu terakhir ini di beberapa jalan protokol Surabaya memang muncul spanduk-spanduk dengan warna dan tulisan mencolok. Seperti yang terlihat di Jalan Raya Darmo dekat kantor PWNU Jatim dan di Jalan Gubernur Suryo, depan Gedung Negara Grahadi. Dengan warna spanduk hijau dan tulisan hitam, tertulis Jangan Coba-Coba Menurunkan Secara Paksa Presiden Abdur Rachman Wahid. Kami Warga Madura Akan Marah Besar.

H Ali Badri ketika dikonfirmasi Jawa Pos kemarin membantah bila spanduk yang dipasangnya di beberapa jalan protokol Surabaya itu bernada provokasi. ''Apa yang kami lakukan ini masih dalam kerangka konstitusi. Kami warga Ikamra mendukung Gus Dur yang telah terpilih secara sah,'' katanya.

Dia juga menegaskan, semua langkah yang telah dilakukannya itu, termasuk mengerahkan massa ke Jakarta, adalah murni kemauan Ikamra. ''Demi Allah, aksi kami tak ada yang membiayai dari sponsor mana pun. Apa yang kami lakukan ini juga atas dukungan penasihat utama kami,'' tegasnya. Penasihat utama Ikamra yang dimaksud Badri adalah H Abdul Madjid.

Karena itu, dia balik mempertanyakan kompetensi Achmad Zaini. ''Pak Zaini jangan hanya bisa omong. Tunjukkan dong partisipasi Anda demi bangsa ini. Apalagi, sejak kapan dia aktif sebagai penasihat di Ikamra,'' tandasnya sengit.(kum)