back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long e-Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Metropolis
Kamis, 05/10/2000
Jawa Pos


'Ninja' Minta Bahar Tak Dilepas

SURABAYA - Polda Jatim kemarin didemo oleh sekelompok orang yang menamakan dirinya Aksi Masyarakat Peduli Hukum (Ampuh). Mereka menuntut agar H. Bahar yang diduga terlibat pembunuhan dan penyekapan tidak dikeluarkan dari tahanan. Meski pendemonya sedikit, hanya sekitar 40 - 50 orang, tetapi mendapat tanggapan yang serius dari aparat Polda.

Wakil-wakil mereka diterima oleh kabag resum Superintendent Anton Charliyan yang menangani langsung kasus Bahar. Anton mampu meyakinkan para pendemo bahwa pihaknya akan serius menanganai kasus Bahar. Meski demikian para pendemo tetap tidak mau menunjukkan identitas diri yang sebenarnya.

Selama mereka diterima Anton, mereka tetap menutup muka ala ninja dan tidak mau menyebutkan namanya. Padahal Anton sudah meyakinkan kalau mereka akan aman. ''Kami takut. Karena kami tahu siapa H. Bahar sebenarnya. Kami takut akan dijadikan korban-korbannya,'' kata salah seorang pendemo yang mengaku mahasiswa.

Mereka meminta agar Polda tidak mengeluarkan Bahar karena di luar muncul kabar bahwa Bahar akan ditahan luar. Kalau hal itu terjadi, mereka takut Bahar mengulangi perbuatannya lagi. Masyarakat di Madura, katanya, sudah resah, khususnya yang wanita. Kiai-kiai juga merasa terancam.

Kepada mereka, Anton berpesan agar tenang. Kalau ada yang merasa terancam segeralah melapor secara resmi kepada polisi. Sehingga polisi bisa memberikan bantuan pengamanan.

Anton juga minta agar mereka yang mengaku mahasiswa tersebut bukan hanya melakukan demo, tetapi betul-betul membantu polisi untuk menyelesaikan kasusnya. Mereka bisa berperan dalam pencarian barang bukti baik yang terkait dengan kasus pembunuhan maupun penganiayannya.

H. Bahar, asal Arosbaya yang lama tinggal di jakarta ditahan di Polda Jatim karena diduga menyekap dan menganiaya nenek istrinya H. Nasuchah. Dia juga dilaporkan terlibat dalam pembunuhan mertuanya H. Hasan di Bangkalan. Diduga juga dia terlibat dalam beberapa pembunuhan lainnya.

Bahar sendiri menolak keras tuduhan polisi dan masyarakat. Menurut Bahar ada pihak ketiga yang sengaja mengkambinghitamkan dirinya. Karena selama ini dia telah sukses baik dalam bisnis maupun dalam pembangunan masyarakat. Dia banyak membangun masjid, panti asuhan, menolong bekas-bekas maling dan membantu rakyat di desa kelahirannya. (hq)