back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long e-Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Selasa, 03 Oktober 00
Jawa Pos


Masyarakat Ancam Blokade Pengaspalan Jalan
Bila Pengawas Tidak Melibatkan Putra Kangean

SUMENEP - Ketua GP Ansor MWC NU Kecamatan Arjasa Kangean Moh. Rasyid dan Ketua Banser MWC NU Kecamatn Arjasa Ust. Madani mengancam untuk memblokade (menutup) pengaspalan jalan sepanjang 12 KM yang melewati Desa Kalisangka, Laut Jangjang, Sumber Nangka, dan Duko Arjasa bila pengawas lapangan proyek bukan dari putra Kangean yaitu Drs Suharyo.

Hal ini disampaikan Moh Rasyid dan Ust. Madani kepada anggota DPR Sumenep karena ada rencana Drs Suharyo akan mengundurkan diri selaku pengawas proyek tiga paket itu. Drs Suhrayo menyatakan mundur selaku pengawas setelah

SK pertama yang dikeluarakan oleh Ir Edy Rasiyadi Plt PU Bina Marga yang menetapkan Drs Suharyo selaku pengawas lapangan proyek penanganan jalan Kecamatan Arjasa di lokasi PB Jalan Batu Guluk-Patapan sebanayk tiga paket APBD 2000 yang dikeluarkan tanggal 20 Agustus 2000.

Tapi, SK tersebut dicabut oleh Kepala PU Bina Marga H Soengkono Sidik

dengan SK baru tertanggal 01 September 2000 dengan mencantumkan nama RB Wahid, Drs Andi sukamto dan Drs Suharyo selaku pengawas proyek 3 paket senilai mendekati Rp 1 miliar. Tentu, keluarnya SK terbaru dari Kepala PU Bina Marga itu, membuat Drs Suharyo tidak percyaa diri dan ingin menyatakan mundur selaku pengawas lapangan proyek itu. Suharyo menilai, adanya SK ganda itu berati melecehkan dirinya dan warga Kangean yang merindukan kaulitas pembangunan jalan. "Lebi baik saya mundur dari pengawas bila SK pertama dicabut. Itu berrati telah melecehkan saya," jelas Suharyo singkat saat dikonformasi Radar Madura.

Sikap pegunduran diri Suharyo ini ternyata disambut ancaman oleh sejumlah warga dan tokoh masyarakat setempat. Masyarakat menilai proyek berupa pengasapalan jalan sepanjang 12 KM plus tambal sulam lapisan panetrasi jalan itu memerlukan pengawasan yang ketat yang punya hubungan emosional dengan pembangunan di Kangean yaitu putra Kangean adalah Drs Suharyo. Dikatakan, bila pengawas lapangan proyek bukan Suharyi kualitas jalan terancam mudah rusak.

"Pengawas lpaangan proyek rat-rata yang dipikrkan bukan kualitas hanya mencari keuntungan. Ini sering terjadi pada pembangnan jalan di Kangean bagiamana kosntruksi pengaspaaln tidak marata akibat wales (slinder red.). Sehingga masyarakat trauma. Apalgi ditemukan penciutan jarak dari panjang 5 KM diciutkan jadi 4 Km. Karena itu, masyarakat trauma dengan dua pengawas tadi khawatir kejadian proyek beberapa waktu lalu di Kanget terulang lagi," ujar Ust. Madani dan Moh. Rasyid.

Ditambahkan, jika pengawas Drs Suharyo benar mundur dari pengawas lpaangan proyek itu berrati Pemkab Sumenep membiarkan Kangean bergejola dan tidak aman. "Kangean jangan dijadikan anak tiri dalam pembangunan . Selama pembanguan dikerjakan orang yang kurang ngerti tentang Kangean jangan harap pembanguna Kangean ada peningkatan. Karena itu, Drs Suharyo orang yang tepat dan asli Kanegan untuk mengawasi pembangunan jalan itu," jelas Ust Madani yang juga Ketua Tanfidzi PKB Ranting Kali Sangka Arjasa ini.

Apa komentara H Soengkono Sidik? saat dimintai komentar soal ancaman blokade pembangunan jalan mengatakan, pencabutan SK pertama dan menunjukkan tiga pengawas dalam proyek tiga paket itu bertujuan untuk meningkatkan pengawasan secara efektif. "Karena bangaimanpaun proyek tiga paket itu butuh pengwasan lebih dari stau orang dalam rangka memperketat pengawasan proyek itu dengan harapan kualitas pembangunanna lebih baik dan lebih efektif dalam pengawasan. Dan ini sesai dengan aturan yang berlaku 1 proyek satu pengawas,' jelsanya .

Dikatakabn, bila masyarakat keberatan dan dewan keberatan, Soengkono minta rekomendasi atas penunjukan satu pengawas satu priyek itu. "Biar dalam pertanggungjawaban nanti soal kualitas pembangunan itu kami bisa punya pijakan,"jelasnya. (ham)