back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long e-Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Selasa, 26 September 00
Jawa Pos


Guru Sekolah Menengah Umum Negeri Satu Unjuk Keprihatinan
Desak Kepala Sekolah Munir Mundur

SUMENEP - Aksi mogok para siswa SMUN I Sumenep (Smunsa) ternyata ada kepentingan untuk menurunkan Kepala Sekolah, Drs M. Munir. Terbukti, sejumlah guru terus mendesak Kepala Kantor Pendidikan Nasional (Kakandiknas) Sumenep Drs H Moh. Zuhri untuk memutasi Kasek Munir. Tuntutan menurunkan Kasek Munir disampaikan sejumlah guru dalam musyawarah bersama Diknas, guru, dan BP3 tanggal 18 September lalu.

Desakan sejumlah guru tersebut kini terus berlanjut. Informasi Radar Madura menyebutkan, Senin (25/9) sekitar pukul 09.00 WIB kemarin, sebagian guru Smunsa unjuk keprihatinan ke Kantor Diknas Sumenep JL Dr Cipto. Kedatangan mereka mempertanyakan kepastian mutasi Kasek Munir. Tapi, Kakandiknas Drs H M. Zuhri membantahnya. "Tidak ada guru Smunsa unjuk keprihatinan. Wartawan kok ngerti saja," jawab Zuhri.

Dikatakan, hasil musyawarah 18 September lalu telah disampaikan Kekanwil Diknas Jatim tanggal 20 September tertuju Koordinator Urusan Administrasi Kantor Wilayah Depdiknas (Kormin) Jatim Drs Rasio MSi. Zuhri minta Kanwil Diknas menurunkan Tim Binap (Pembinaan Aparatur) ke Smunsa untuk mengklarifikasi tuntutan sejumlah guru tersebut.

Soal tuntutan guru Smunsa, Zuhri mengaku hanya sebatas mediator. "Saya belum memastikan untuk memutasi Kasek Munir. Semuanya diserahkan ke Kanwil. Apakah pengganti Kasek Munir dari Kabupaten Sumenep. Atau Kanwil mecarikan. Semuanya diserahkan ke Kanwil Diknas Jatim," ujarnya.

Kata Zuhri, para guru menilai Kasek Munir kurang transparan dalam mengeluarkan kebijakan atau mendapat bantuan. "Semacam ada krisis kepercayaan terhadap Kasek Munir. Dan kemungkinan Kasek Munir tidak bisa mengakomodir tuntutan sekolah dan siswa. Sehingga terjadi desakan mundur," sambung Zuhri menjelaskan alasan desakan guru Smunsa itu.

Sementara itu, pertemuan yang melibatkan semua Wakasek, guru, dan Kakandiknas Sumenep Drs H Moh. Zuhri 18 September lalu itu merupakan aksi pengadilan kepada Ketua BP3 SMUN I Sumenep Drs M Roeslan Kasek SMUN I Sumenep Moh. Munir.

Kepala BP3 Roeslan menjadi sorotan para guru dan Kakandiknas. Roeslan dituding oleh sejumlah guru tidak punya inisiatif untuk memperbaiki perpustakaan. Padahal, kata guru itu, sumbangan pembangunan siswa pada tahun 1999/2000 tertulis untuk perpustakaan, pagar dan mushalla. "Ternyata pengembangan perpustakaan kok tidak disentuh," ujar salah satu guru.

Kepala Perpustakaan Smunsa, Dra Dewi Istiwati, berjanji akan membenahi fasilitas perpustakaan dengan skala prioritas pengandaan buku. Sedangkan Roeslan menolak tudingan tidak kreatif dan praktik KKN yang disebut Nyimas juru bicara siswa mogok belajar. Menurut Roeslan, sumbangan dana pembangunan siswa tahun 1999/2000 tidak cukup untuk membangun pagar, mushalla, perpustakaan. Sebab, pembangunan fisik pagar dan mushallan telah menghabiskan biaya Rp 12 juta. Sementara dana yang tersedia Rp 9 juta. Sehingga BP3 masih punya hutang Rp 3 juta.

Menanggapi aksi mogok belajar siswa dan desakan lengser oleh sejumlah guru Smunsa, Kasek Munir merasa prihatin. Kata Munir, aksi mogok belajar siswa tidak perlu terjadi. "Dengan sendirinya para siswa yang rugi. Lebih baik bicara baik-baik, tidak usah mogok belajar segala," ujar Munir. Dengan tegas Munir juga siap mundur dari jabatan Kasek bila tidak lagi disukai oleh para guru dan siswa SMUN I Sumenep. "Saya siap lengser dari Kasek bila para guru dan siswa tidak menyukai saya," sambungnya.

Soal kenaikan SPP yang semula Rp 8 ribu menjadi Rp 10 ribu, Kapala TU Smunsa menyatakan mohon maaf atas kenaikan yang tidak sempat mensosialisasikan terlebih dahulu kesejumlah wali murid. Karena itu, kenaikan SPP hasil rapat rapat antara BP3 dan pihak sekolah tanggal 23 Juli 2000 lalu, petugas TU akan memberitahu kesejumlah wali murid.

Dari sejumlah tuntan itu, ada beberapa tuntutan siswa yang belum ada kepastian penanganannya. Seperti fasilitas Usaha Kesehatan Siswa (UKS), Lab Bahasa dan ruang komputer siswa. Sjeumlah siswa yang ditemui Radar Madura menyatakan akan melanjutkan aksi mogok belajar sampai tuntutan fasilitas sekolah dipenuhi dan Kasek Munir mundur dari jabatannya. (ham)