back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Rabu, 13 September 00
Jawa Pos


Petani Resah Harga Tembakau Anjlok

SUMENEP - Adanya keresahan dari para petani tembakau Madura khususnya petani Sumenep terhadap nilai harga jual tembakau, bahkan penurunan harga tembakau tersebut hingga Rp 8 ribu per kilogram. Ini sangat meresahkan masayarakat dan para petani juga meresahkan adanya pihak pabrik yang menolak untuk membeli tembakau petani.

Pembelian tembakau dengan harga Rp 8 ribu per kilogram oleh pihak gudang ini dibantah oleh Fredy Kustianto kepala perwakilan PT Gudang Garam Patean bahwa, Gudang Garam tidak pernah membeli tembakau rakyat dengan harga yang sekecil tersebut. "Gudang Garam memberiakan patokan terhadap tembakau yang akan dibeli untu yang biasa paling murah Rp 13 ribu per kilogram dan untuk tembakau yang kualitasnya bagus dengan harga Rp 24 ribu per kilogram. Kami tidak pernah membeli tembakau dengan harga dibawah Rp 13 ribu per kilogram," ungkapnya.

Lebih lanjut Fredy menjelskan bahwa, memang ada tembakau yang harganya Rp 8 ribu per kilogram. "Tapi pihak Gudang Garam tidak membeli barang tersebut karena tembakau tersebut, merupakan tembakau yang kualitasnya sangat jelek. Jadi kami tidak pernah memberikan harga yang murah pada tembakau yang kualitasnya bagus," lanjutnya.

Mengenai adanya keluhahan dari petani bahwa pihak gudang sudah menyetop pembelian tembakau petani. Fredy menjelaskan, pihak Gudang Garam bukannya tidak mau membeli. Namun, karena gudang sudah penuh dan tidak bisa menampung tembakau lagi. Gudang Garam di sini merupakan anak dari PT Gudang Garam yang berada di Kediri. "Jadi kalau plafonnya sudah penuh kami tidak bisa lagi untuk membeli tembakau petani tersebut," paparnya.

Kemudian, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dimungkinkan terjadi keresahan yang lebih parah di masyarakat. Fredy mencarikan jalan alternatif dengan meminjam beberapa gudang yang lain untuk sementara menampun kelebihan tembakau tersebut. Karena, Gudang yang ada di Patean masih kecil dibandingkandengan gudang yang ada di Lukguluk.

Tapi meski demikian, ada kendala yang lain yaitu, menipisnya keuangan pabrik. Menurut Fredy, untuk dana pembelian tembakau untuk musim yang sekarang diperkirakan 15 september keuangan pabrik menipis. Yang menjadi pertanyaan kenapa pada musim yang lalu pabrik bisa membeli hingga tanggal 28 September?

Menurut Fredy, ini karena banyaknya tembakau yang sudah masuk ke Gudang Garam dan pabrik setiap tahunnya membeli tembakau sebesar 4000 Ton sesuai dengan kapasitas gudang. Sedangkan pada tahun lalu, produksinya lebih sedikit dari yang sekarang. dan juga masuknya tembakau jawa. "Jadi, pembelian tembakau tersebut tergantung pada dana yang dimiliki pabrik dan kami mengusahan selama kami masih bisa menampung dan jika keuangan pabrik masih ada, kami akan membeli tembakau rakyat. Dan kami tidak pernah membeli tembakau jawa untuk bahan campuran," imbuh Fredy.(ir)