back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Selasa, 08 Agustus 00
Jawa Pos


Penderita Kusta di Sampang Terbesar se Jatim
Jumlah Penderita Mencapai 534 Orang

SAMPANG - Sungguh mengejutkan, jumlah penderita kusta (lepra) di Kabupaten Sampang ternyata menduduki peringkat pertama di Jawa Timur. Bahkan, angka kesakitan penderita lepra di Sampang disinyalir telah mencapai 6,6 persen. Ini berarti, setiap 10 ribu orang penduduk, terdapat sekitar 6 orang penderita kusta.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, jumlah penderita kusta di Sampang sampai Maret 2000 mencapai 534 orang. Dengan rincian, 451 orang termasuk pada kategori MB (penyakit kusta tipe basah), dan sebanyak 83 orang masuk pada kategori PB (penyakit kusta tipe kering).

Kepala Dinas Kesehatan Sampang dr Firman kepada Radar Madura di ruang kerjanya mengungkapkan, angka tersebut memang cukup tinggi. Sebab, idealnya perbandingannya 1: 10.000, yaitu tiap 10 ribu penduduk maksimal hanya terdapat 1 orang penderita. "Data tersebut dibuat berdasar temuan-temuan baru di lapangan dan penderita lama yang masih ada dalam penanganan petugas," jelasnya.

Dia memaparkan, dari jumlah penderita lepra yang ada di Sampang, menurut data sampai Maret 2000, hanya sekitar 66 orang saja yang secara sukarela memeriksakan diri ke petugas. Selebihnya, sebanyak 757 orang berhasil dijaring petugas melalui berbagai program pencarian penderita baru.

Direktur RSUD Sampang dr Muhammad Zyn juga menjelaskan, penyakit kusta bagi masyarakat Sampang, bukan merupakan penyakit yang baru. Sebenarnya, sejak awal tanda-tanda akan berkembangnya penyakit ini sudah terlihat. Hanya saja, masyarakat baru terkejut setelah banyak penderita sudah mencapai tahap kronis. Sebagaimana diketahui, kusta ini termasuk pada jenis penyakit menahun.

"Penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium leprae ini pada fase awal hampir sama dengan penyakit kulit lainnya. Bedanya, kuman ini menyerang pusat syaraf nyeri, sehingga secara perlahan penderita akan kehilangan syaraf nyeri. Dicubitpun penderita tidak akan merasa sakit. Bila hal ini berlanjut, akan menggerogoti jaringan tubuh lainnya," jelasnya.

Dia menghimbau, jika ada masyarakat yang terkena penyakit ini, hendaknya segera berobat ke dokter setempat. Menurut dia, sesuai dengan program pemerintah yang telah bekerja sama dengan WHO (World Health Organization) ditambah dengan adanya program JPS kesehatan, pengobatan terhadap para penderita lepra tidak dikenai biaya sepeserpun. "Asal mau berobat dengan sungguh-sungguh, insyaAllah lekas sembuh," katanya.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat supaya segera menguhubungi puskesmas terdekat bila menjumpai gejala awal pada penderita. Dikatakan dr Zyn, lepra bukan lagi menjadi penyakit yang menakutkan. Justru, yang menjadi persoalan adalah tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan usaha pencegahan, baik secara preventif ataupun kuratif. (sor)