back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

15 Desember 1999 Radar Madura


Sungai Gunungeleh Akan Di By Pass
Ir. Gentur: Menghindari Terjadinya Erosi dan Gerusan Badan Jalan

Sampang, Radar

Ambruknya plengsengan km 18 Sampang-Ketapang di Desa Gunungeleh Kedundung beberapa waktu lalu, memaksa sungai yang melalui Desa tersebut harus di-bypass atau disudet. Sebab, salah satu penyebab longsoran adalah akibat erosi dan gerusan pada badan jalan oleh fluktuasi permukaan air sungai, khususnya pada musim hujan serta bergeraknya lapisan tanah dari dalam. Seperti diberitakan, Sabtu (11/12) lalu, plengsengan Km 18 Sampang Ketapang yang terletak di Desa Gunungeleh Kedundung ambruk lagi untuk yang ketiga kalinya sebelum sempat diserahterimakan. Padahal, menurut keterangan pimpinan proyek, pelaksanaan pembangunan plengsengan yang dibiayai APBN melalui APBD I sebesar Rp 822 juta tersebut, diperkirakan akan selesai sampai masa pemeliharaan sekitar bulan Maret tahun 2000.

Pimpinan proyek Ir. Gentur Prihantono saat dikonfirmasi Radar Madura mengatakan, longsornya plengsengan tersebut disebabkan karena dasar sungai mencuat ke atas dan kualitas tanah yang termasuk klasifikasi A 57. Sehingga, kontruksi apapun tidak akan bertahan dengan adanya pergeseran lapisan tanah yang menyebabkan tanah di dalam menjadi lembek.

''Sebenarnya, proyek ini dari segi pelaksanaan sudah sesuai dengan prosedur, karena konstruksi dilaksanakan tiap lapis untuk menjamin kepadatan urukan. Sehingga, kelongsoran semata-mata disebabkan karena fenomena alam yang di luar kemampuan konstruksi yang telah ditetapkan, bukan karena kesalahan pelaksanaan konstruksi di lapangan" jelasnya.

Namun demikian, menurutnya, pihaknya siap menyelesaikan masalah ini dengan jalan melakukan koordinasi instansional dengan Dinas Pengairan, pemda dan masyarakat. Karena jalan satu-satunya yang bisa diharapkan adalah mematikan aliran sungai yang melalui daerah ini dengan cara disudet atau jalannya direlokasi.

''Oleh karena itu, untuk melakukan penyodetan sungai tersebut kita harus berkoordinasi dengan pihak Dinas Pengairan, dan alhamdulillah pihak pengairan maupun pemda Sampang sudah menyetujui adanya rencana ini. Setelah itu, baru kita bisa memulai pembangunan kembali plengsengan tersebut," jelas Gentur.

Menurutnya, sampai saat ini pihak pelaksana proyek masih belum mencairkan dana proyek sama sekali, karena mereka belum pernah mengajukan termin proyek. Walaupun begitu, ia berharap pembebanan biaya pembangunan kembali plengsengan ini tidak dibebankan sepenuhnya kepada pihak kontraktor, karena peristiwanya murni karena bencana alam.

Sedangkan mengenai efek longsoran, Guntur mengatakan, longsoran tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat secara segnifikan. Namun, masyarakat harus tetap hati-hati dan mewaspadai karena sangat mungkin akan terjadi longsor susulan. Oleh sebab itu, pihaknya akan memberikan rambu-rambu peringatan, khususnya pada malam hari. (fiq)