back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Senin, 28 Februari 2000
Jawa Pos


HIMMA Bantah Ada Jual-Beli Anak di Torjun

SAMPANG - HIMMA (Himpunan Mahasiswa Madura) Kalimantan Barat membantah adanya isu jual beli anak di Kecamatan Torjun, Sampang, yang beberapa hari ini ramai dibicarakan di Sampang. Menurut HIMMA isu tersebut tidak benar. Karena, kedatangan sekitar 15 orang anak umur belasan tahun di Torjun tersebut, adalah keluarga korban kerusuhan etnis di Sambas Kalimantan Barat beberapa waktu lalu. Mereka, dikirim ke Torjun untuk disekolahkan ke beberapa SD dan SLTP di sana. "Isu jual beli anak di Torjun itu tidak benar. Memang, ada 15 orang anak dari Kalbar yang datang ke Torjun. Tetapi, mereka semuanya berasal dari keluarga korban kerusuhan etnis Sambas. Keberadaan mereka dalam rangka tugas belajar ke pondok pesantren, bukan untuk diperjualbelikan," kata Muhammad salah seorang pengurus HIMMA yang juga mahasiswa Universitas Tanjung Pura ini, kepada Radar Madura kemarin.

Muhammad menceritakan, semenjak meletusnya kerusuhan etnis beberapa waktu lalu di Sambas, banyak masyarakat Madura yang terlantar di pengungsian. Selain kekurangan bahan makanan dan pakaian, paparnya, anak-anak ini tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Akhirnya, lanjut dia, atas inisiatif HIMMA mereka disalurkan ke sekolah dan pondok-pondok pesantren yang ada di Madura.

Sudah menjadi program HIMMA di bidang pendidikan, sambungnya, untuk mengirim anak usia sekolah dari korban kerusuhan Sambas ke sekolah dan pondok pesantren. "Kami senantiasa berusaha melobi para kiyai untuk dapatnya mengasuh anak-anak itu. Rata-rata mereka adalah anak dari pengungsi yang masih mendekam di penampungan Pontianak. Banyak diantara mereka juga yang telah menjadi yatim. Alhamdulillah, banyak kiyai yang prihatin dan akhirnya mau mengasuh mereka," katanya.

Selama ini, katanya, diantara anak-anak korban kerusuhan Sambas ini sudah banyak yang ditempatkan di ponpes yang tersebar di Bangkalan, termasuk diantaranya di ponpesnya Ra Imam (KH. Imam Bukhori Kholil,Red).

"Nah, khusus di Sampang 15 anak ini ditempatkan di Ponpes Rofiuddarojat Kecamatan Torjun yang diasuh oleh KH. Rofi' Ali. Mereka rata-rata masih duduk di bangku SD dan SLTP. Nama-namanya lengkap ada pada kami. Jadi, jelas isu jual beli anak itu tidak benar," jelas Muhammad.

Muhammad menyayangkan kenapa sampai beredar isu negatif seperti itu. Padahal, HIMMA telah melapor ke instansi terkait. "Pada saat rombongan kami datang, pada 17 Pebruari lalu. Keesokan harinya, kami sudah melapor ke kades, camat dan dinas sosial setempat. Sehingga, sekitar tanggal 21 Pebruari lalu, 11 orang anak sudah diterima di SD Paterongan I Torjun dan empat orang lainnya akan menempuh pendidikan di SLTP," tambahnya.

Bahkan, ujarnya, Dinas Sosial Sampang telah memberi bantuan sebanyak 1,5 kwintal beras. "Kalau tidak salah, Pak Fadli Havera dari Dinas Sosial yang menyerahkan bantuan. Camat Torjun Pak Abd. Latif sempat menjenguk anak-anak. Saya pun sudah menghadap ke Pak Fadhilah (Bupati Sampang, Red) untuk memberitahukan keberadaan mereka saat ini," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Sampang Drs H Fadli Havera saat dikonfirmasi Radar Madura membenarkan laporan anak-anak pengungsi Sambas ini dari HIMMA dan Pengasuh Ponpes yang bersangkutan. Menurut dia, karena secara formal pihaknya sudah menerima laporan dari HIMMA, maka saat itu Dinas Sosial langsung memberikan bantuan berupa beras sebanyak 1,5 kwintal. "Insya Allah dalam minggu-minggu ini, bantuan dinas sosial berupa uang sebesar Rp 45 ribu tiap anak juga akan turun. Lho dari mana ceritanya kok tiba-tiba dikatakan ada isu jual beli anak seperti itu," katanya heran.

Justru menurut Fadli, langkah yang dilakukan oleh mahasiswa Madura yang tergabung dalam HIMMA ini harus didukung. Sebab, kata dia, langkahnya itu merupakan bentuk kepedulian mereka dalam membantu memecahkan masalah sosial yang ditimbulkan pasca kerusuhan etnis di Sambas beberapa waktu lalu. (fiq/sor)