back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Senin
07 Februari 2000
Radar Madura


Pisang "Milenium" Tumbuh di Sampang
Bertandan 2,5 Meter, Punya 220 Sisir

SAMPANG - Pisang "seribu" milik H Fathurrohman di Jalan Raya Panggung, Desa Panggung, Kecamatan Sampang, mungkin termasuk langka sekaligus luar biasa. Bayangkan, pisang itu menghasilkan satu tandan yang panjangnya mencapai 2,5 meter dan memiliki 220 sisir. Berat seluruhnya 40 kilogram.Pisang seribu tersebut memiliki buah kecil-kecil. Tetapi, karena buahnya sangat lebat dan tandannya panjang, pisang itu cukup unik. Sampai-sampai pangkal tandannya harus ditopang sebilah bambu. Bahkan, karena panjangnya, bongkol pisang sampai menyentuh tanah. ''Seandainya tidak terhalang tanah, mungkin, pisang ini akan lebih panjang lagi,'' kata Fathurrohman.

Tidak mengherankan apabila pisang yang berada persis di pinggir jalan raya ini menjadi pusat perhatian para pengemudi dan pejalan kaki yang sedang lewat. ''Wah, setiap hari banyak pengguna jalan yang berhenti sekadar untuk melihat dari dekat pisang seribu ini. Orang-orang mengatakan bahwa ini pisang milenium. Saya yakin pisang ini akan masuk Muri (Museum Rekor Indonesia, Red)," kata seorang yang kebetulan melintas di situ.

Dikisahkan Fathurrohman, awalnya, dia memperoleh bibit pisang seribu itu dari seorang temannya di Desa Gunung Maddah, Kecamatan Sampang. Saat ditanam, lanjutnya, bibitnya masih kecil seperti bawang. Tetapi, setelah diolah dengan diberi campuran pupuk kandang beserta pupuk urea dan TSP, pisang itu bisa besar seperti sekarang ini.

Biasanya, lanjutnya, pisang sejenis ini paling banter panjangnya hanya satu meter. Tetapi, pisang milik Fathurrohman itu ternyata mencapai dua setengah meter.

Menurut Fathurrohman, pisang tersebut berumur sekitar tujuh bulan. Sekitar Desember tahun lalu, tanda-tanda pisang ini memanjang sudah mulai terlihat. ''Yah, sekitar bulan puasa yang lalu, pisang saya ini mulai tampak memanjang, berbeda dibandingkan dengan pisang yang lain," jelas Fathur yang sehari-hari sebagai petani ini.

Ketika ditanya apakah pisangnya ini akan dikonsumsi atau tidak, Fathur menjawab tidak. ''Sekarang pisang ini memang belum masak. Dan kalau ingin masak, biasanya, harus ditebang dan dikarbit terlebih dahulu. Tetapi, keluarga kami sudah sepakat untuk membiarkan pisang kebanggaan keluarga ini tetap ada di tempatnya. Hitung-hitung untuk hiburan masyarakat," ucapnya bangga. (sor)