back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Selasa, 27 Juni 00
Jawa Pos


Tentang Festival Seni dan Budaya Madura
Seni dan Budaya Bagian Kebutuhan Manusia

SUMENEP - Gebyar Se Pekan Festival Seni dan Budaya Madura memperingati usia satu tahun Harian Pagi Radar Madura bakal di gelar pada akhir bulan Juli tahun 2000 di Kabupaten Bangkalan. Kegiatan itu mengisyaratkan bahwa budaya dan seni Madura semakin diminatinya oleh masyarakat sebagai bagian penting yang tak terlepaskan begitu saja dari sisi kebutuhan hidup manusia. Sekalipun dimasa krisis moneter yang kian tidak karuan juntrungnya kapan mau berakhir, ternyata para penggagas yang tentunya para seniman dan budayawan Bangkalan sertta seluruh Madura ingin melepaskan ketegangan pemikiran kesulitan hidup di masa transisi yang dipenuhi banyaknya persoalan rumit baik karena masalah sosial, budaya dan perekonomian serta politik.

''Inisiatif untuk menggelar se pekan Festival Seni dan Budaya Madura ini seharusnya kita acungi jempol. Sebab sampai sekarang, ide untuk merealisasikan dan upaya untuk memadukan berbagai ragam seni dan Budaya yang cukup banyak di Madura kendalanya sangat banyak. Akan tetapi kami yakin bahwa acara ini akan berjalan dengan baik, tentu saja dukungan semua pihak itu sangat dominan,'' ujar Arya Mustafa Sappan Mukri penyair dan sastrawan asal Sumenep yang namanya tenggelam akibat aktifnya di birokrasi ini.

Arya Mustafa merasa optimis terjadi, bila festival seni dan budaya yang gemanya tampak hingar bingar di kawasan Madura, dapatnya didukung tidak hanya masyarakat pencinta seni. Akan tetapi juga harus dikaitkan dengan dinas instansi pemerintah. ''Sebab jika hanya masyarakat peminat seni budaya saja barangkali, kendati di kemas secara apikpun bisa bersifat temporer dan biasanya akan hangat-hangat tahi ayam,'' lanjut Arya Mustafa penyair yang pada tahun 1987 tampil di Taman Ismail Marsuki - Dewan Kesenian Jakarta bersama seluruh penyair Indonesia angkata ke VII.

Labih lanjut, penyair yang punya kegemaran naik sepeda ontel ke kantornya, melihat perkembangan pemerhati seni dan budaya di Madura mengalami pasang surut. Dulu, katanya, Bangkalan pernah dianggap kekeringan seniman terutama penyair yang berkiprah dalam dunia puisi. Kini bermunculan muka-muka baru penyair asal kota salak itu yang cukup bisa diandalkan.

''Meskipun tak banyak peminat karya sastra puisi mengenal penyair yang berasal dari Bangkalan. Kalau dibanding Sumenep yang tercatat dalam sejarah sastra nasional sekaliber penyair Abdul Hadi W.M. kelahiran Pasongsongan yang kini menjabat sebagai dosen sastra di Malaysia. Juga D. Zawawi Imron si Celurit Emas asal Tang-batang Sumenep dan juga si pendatang baru Achmad Fudoli,'' tandas Arya Mustafa.

Ditambahkan, dengan kegiatan yang bersifat fenomenal itu di harapkan dapat membangkitkan apresiasi yang meliputi segala aspek seni budaya. Sehingga dengan demikian, lewat gelar seni dan budaya itu Bangkalan mampu mendongkrak dan mengangkat para seniman dan budayawannya ke jenjang peta kesenian nasional, khususnya seni puisi.

''Paling tidak, dengan adanya Festival Seni dan Budaya akan memiliki prospek yang sangat cerah dan menumbuhkan kecintaan serta apresiasi seni budaya tidak hanya di Bangkalan. Namun juga bisa merupakan kebangkitan acara kesenian dan budaya yang sekian lama kollaps di Sumenep, Pamekasan, Sampang dan lainnya,'' imbuhnya penuh harap.(rif)