back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Sabtu, 20 Mei 2000
Jawa Pos


UNICEF Libatkan Ponpes Dalam Kelangsungan Hidup Perkembangan dan Perlindungan Ibu dan Anak

SUMENEP - Kabupaten Sumenep dipercaya UNICEF PBB untuk melaksanakan Lokakarya Manajemen Pemasaran Usaha Kecil, program KHPPIA (Kelangsungan Hidup Perkembangan dan Perlindungan Ibu dan Anak) tahun 1999/2000 untuk tiga Kabupaten di wilayah Madura. Lokakarya yang diperuntukkan bagi pondok pesantren itu akan berlangsung selama tiga hari yang bertempat di Sanggar Kerja Belajar (SKB), Senin (15/5) dan diikuti lebih kurang 50 orang peserta berasal dari Kabupaten Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Ketua Bappeda Sumenep Drs H Kadarisman menjelaskan, bahwa lokakarya ini dimaksudkan sebagai upaya sosialisasi kepada masyarakat sekaligus untuk mencari pemecahan terhadap permasalahn yang terjadi dilapangan. ''Program KHPPIA ini, sebenarnya telah dilaksanakan sejak setahun lalu, tetapi mungkin terdapat sedikit kendala serta hambatan dalam pelaksanaannya. Dengan adanya lokakarya ini, diharapkan dapat ditemukan jalan keluar terbaik, untuk mengatasinya,'' tegas Kadarisman, dihadapan para peserta lokakarya.

Ditambahkan, bahwa pilibatan ponpes dalam pelaksanaan program KHPPIA ini, dimaksudkan agar ponpes bisa jadi motor penggerak di pedesaan, sehingga dapat menarik masyarakat sekitar untuk mengikuti program-program kegiatan yang dilakukan ponpes. ''Pembuatan jamban ataupun kloset misalnya, diperlukan sosisalisasi secara terus menerus kepada masyarakat, baik mengenai manfaatnya maupun pemasarannya kepada konsumen,'' tandas Kadarisman yang juga ketua tim koordinasi KHPPIA Sumenep.

Sementara itu, pihak UNICEF yang diwakili Drs Rustam Adji, menjelaskan bahwa lokakarya ini merupakan salah satu proses sosialisasi kepada masyarakat sekaligus untuk memberikan pembekalan kepada para peserta, mengenai cara mengenal kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman terhadap potensi yang ada didaerah. ''Terus terang dalam pelaksanaan setiap program kegiatan, tentunya terdapat kendala, lokakarya inilah salah satu forum yang tepat untuk membahasnya,'' ungkap pria setengah baya ini.

Sedangkan, Masriwa salah seorang peserta lokakarya yang berasal dari Kecamatan Talango, menjelaskan bahwa pembuatan kloset maupun jamban serta pemasarannya kepada masyarakat terdapat kendala. Hal ini menurutnya selain disebabkan mutu kloset yang dinilai rendah dari masyarakat juga mahalnya biaya pembuatan bangunannya. ''Menurut masyarakat, biaya pembuatan atau mendirikan WC, lebih mahal dari harga kloset itu sendiri,'' ungkapnya.

Diungkapkan bahwa, didaerahnya yang paling banyak peminatnya adalah koperasi, yang bergerak pada penyediaan sumber air bersih kepada masyarakat. ''Kami sendiri, bersama kyai telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama melalui dakwah tentang perlunya hidup sehat dan bersih, karena bersih itu sendiri adalah sebagian dari iman,'' jelas Masriwa yang berasal dari Ponpes Al-Hasanah Talango. (sul)