back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Senin, 08 Mei 2000
Jawa Pos


Melukis Bagian Dari Ibadah

SUMENEP - Kekuatan emosional ternyata mampu membangun daya hidup yang dasyat. Paling tidak hal ini dialami oleh pelukis muda asal Sumenep Agus Purnomo. Pencapaian kreatifitas dalam bidang lukis telah menjelma menjadi karya dahsyat dalam lingkaran para pelukis muda lainnya. Laki-laki kelahiran Sumenep, 24 Agustus 1972 ini telah mendapatkan beberapa pesanan, baik luar negeri (Arab Saudi)) maupun dalam negeri (Kalimantan dll). Pemilik lukisan yang harganya jutaan rupiah itu, kini sudah meyelesaikan lukisan dengan judul Pujangga Clurit Emas.

Agus juga dikenal merupakan sosok pelukis yang sangat konsisten dengan prinsip hidupnya. ''Dengan melukis saya hanya ingin mencurahkan imajinasi. Selain itu, bagi saya melukis merupakan bagian dari ibadah. Sebagai seorang muslim, anugerah Allah SWT patut disyukuri,'' ujarnya.

Agus menggeluti sebagai pelukis pada tahun 1993. Kerja keras Agus Purnomo selama ini patut untuk dijadikan sebagai sebuah teladan. Dari pameran keliling Madura dan sejumlah perlombaan lainnya. Paling tidak Agus mempunyai daya juang yang patut diikuti jejaknya sebagai pelukis muda Sumenep lainnya.

Dengan segala keterbatasannya, kreatifitas dan inovasinya, dirinya terus tumbuh menjelma menjadi sebuah pelukis yang patut diacungi jempol. Daya juang kreativitasnya dan inovasinya tersebut mengalir terus dari lukisannya dalam menghadapi segala pola tingkah persoalan dunia yang terus menumpuk dan komplek.

''Dengan semangat cinta kepada Allah SWT dan kemanusiaan, saya merasa terilhami bahwa melukis juga bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT,'' tandas pelukis yang mengaku beraliran realis naturalis ini. Kini, dirinya terus melakukan kontemplasi futuristik dan merefleksikan diri bahwa, dirinya telah memiliki rasa kemerdekaan dan keberanian yang kokoh dalam melukis.

Yang lebih mengagumkan lagi, rasa dan keberanian dalam melukis sejak pemerintahan orde baru sampai sekarang belum terkooptasi oleh kekuasaan. Penyair D Zawawi Imron-pun, menurut pengakuan Agus kini terus membimbingnya.

''Alhamdulillah, masih ada seorang pak Zawawi yang masih konsern kepada pelukis. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi perjalanan saya kedepan dan pelukis di Sumenep lainnya,'' tegas Agus yang selalu berpenampilan sederhana itu. (sul)