back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

SENI HIBURAN
Selasa, 15 Februari 2000
Surabaaya Post


Madura Dominasi LCL Keroncong TBJ

Surabaya - Surabaya Post

Pergelaran Lomba Cipta Lagu Keroncong (LCLK) yang dilakukan Taman Budaya Jawa Timur (TBJ), Minggu (13/2), terjadi kejutan. Peserta dari Madura yang tidak diunggulkan, justru yang memborong tiga kejuaraan dari enam kejuaraan yang tersedia.
Para musisi dari pulau garam yang meraih kemenangan adalah, Andreas Isnantanto dari Sampang, meraih juara II. Lagu ciptaannya berjudul Persatuan Indonesia. Kemudian Bb. Wahyudi juga dari Sampang, meraih juara harapan I dengan lagu ciptaannya Gebyar Indonesia.
Sedangkan Hermansyah dari Sumenep, meraih juara harapan II dengan lagu ciptaannya, Bersatulah Bangsaku. Kemudian peserta yang berhasil meraih juara pertama adalah R.N. Soelasdi dari Jakarta dengan lagu ciptaannya, Panji Indonesia.
Juara ketiganya dimenangkan oleh Soewito dari Bandung dengan lagunya, Era Baru. Kemudian juara harapan terakhir, dimenangkan oleh Soehendra dari Trenggalek dengan lugu ciptaannya, Bhineka Tunggal Ika.
Sedangkan dari Surabaya tidak satu pun yang masuk final. Padahal, pesertanya juga cukup bahkan ada yang dari musisi keroncong RRI Surabaya. Dewan jurinya terdiri, Musafir Isfanhari (Ketua dan anggota), A. Wahab A.S. (anggota), dan Sulbani (anggota).
Jumlah lagu yang masuk ke meja panitia, sebanyak 69 lagu dan jumlah penciptanya sebanyak 44 musisi. "Peserta sebanyak itu dinilai cukup, karena lagu keroncong selama ini sudah banyak ditinggalkan," katanya.
Lagu-lagu yang masuk juara, kata Plh Kepala TBJ, Drs Liwung Sumarno, nantinya akan dijadidikan lagu wajib pada perlombaan musik keroncong. Pelaksananya juga TBJ. Sehingga, musik keroncong tidak punah dan justru lebih berkembang, seperti jenis musik pop.
Untuk mengikuti lomba tersebut, tentunya peserta harus belajar banyak. Kalau selama ini, penyanyi keroncong lebih banyak meniru vokal yang telah ada, kali ini tentunya lain. "Nuansanya sudah berbeda. Apalagi syairnya tidak romantis melankolis tapi lebih reformis," katanya.
Begitu juga para penciptanya sendiri, saat tampil diiringi Himpunan Musik Keroncong Indonesia (Hamkri) Surabaya di pendapa TBJ, juga masih belum pas. "Mohon maaf kalau masih ada beberapa kesalahan," kata Andreas Isnantanto, juara II saat tampil. (gim)