back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Metropolis
Rabu, 13 September 00
Jawa Pos


Rp 600 Juta untuk Peneliti Muda

SURABAYA - Para peneliti muda Indonesia ditantang Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) untuk lebih banyak berkiprah. Khususnya penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk program penelitian itu, ITSF menyediakan dana sebesar Rp 600 juta. Dana itu berasal dari Toray Foundation, sebuah yayasan yang dikelola bersama antara Indonesia dan Jepang.

''Kami menantang para peneliti muda Indonesia untuk memanfaatkan dana yang kami sediakan. Silakan, para peneliti yang berminat melakukan riset mengajukan proposal kepada kami,'' tandas Prof Dr Oei Ban Liang, ketua tim ITSF saat melakukan sosialisasi program ITSF di UK Petra, kemarin. Hadir pada kesepatan itu, wakil dari lembaga penelitian perguruan tinggi negeri dan swasta di Surabaya.

Menurut Oei Ban Liang, dalam kegiatan penelitian, Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara lain. Untuk itu, ITSF yang didukung Toray Industries Incorporation, sebuah perusahaan Jepang pemroduksi synthetic fiber dan garmen, terus berupaya mengembangkan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Program yang disponsori Toray Foundation ini tidak hanya di Indonesia, tapi juga ada di Thailand dan Malaysia. Besarnya dana yang disediakan untuk penelitian juga sama, yaitu sekitar Rp 600 juta untuk masing-masing negara. Program yang lebih dikhususkan pada penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan yang ketujuh sejak didirikannya Toray Foundation pada 12 Desember 1983.

''Untuk program science and technology award (STA), kami sediakan dana Rp 40 juta. Sedang untuk program science and technology research grant (STRG), kami anggarkan maksimum Rp 35 juta untuk setiap proposal yang disetujui, dan kami utamakan peneliti muda berusia di bawah 40 tahun,'' papar Oei Ban Liang, yang juga guru besar ITB.

Ditambahkan, para peneliti yang berminat dalam program STRG, bisa mengajukan proposal dengan mengisi formulir yang telah disediakan di beberapa perguruan tinggi. Proposal dan abstraksi penelitian harus ditulis dalam Bahasa Inggris. ''Soalnya, kita akan go internasional,'' tandas Dr Suwarto Martosudirjo APU, anggota tim ITSF, saat ditanya alasan penggunaan Bahasa Inggris.

Sedang untuk program STA, harus dinominasikan oleh perguruan tinggi atau lembaga penelitian. ''Kandidat yang dinominasikan harus berdomisili di Indonesia, banyak menghasilkan karya penelitian di bidang iptek dan rekayasa, kecuali matematika dan kedokteran klinis,'' tambahnya. (cho)