back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

JAWA TIMUR
Jumat, 05 November 1999
Surabaya Post


Hujan dan Angin Puyuh Terjang Madura
Jalan Sampang-Sreseh Ambles 5 Meter

Sampang - Surabaya Post

Hujan lebat disertai angin kencang, mengakibatkan sedikitnya 15 rumah penduduk Desa Mamparaan, Kec. Sreseh, porak-poranda. Begitu juga jalan raya satu-satunya yang menghubungkan Sampang-Sreseh, di Desa Noreh, ambles sepanjang 8 meter dengan kedalaman 5 meter.
Kejadian Rabu (3/11) sore dilaporkan petugas PU Bina Marga Tk. II kepada Bupati Sampang Fadhilah Budiono, Kamis (4/11) siang di pendapa. "Saya belum mengetahui secara rinci kejadian di Sreseh, karena baru dilapori hari ini. Saya perintahkan staf agar turun ke lokasi mengecek jalan ambles dan rumah rusak. Secepatnya agar mendapatkan penanganan, supaya tidak meresahkan masyarakat setempat," katanya di pendapa Sampang, kemarin.
Hingga pagi tadi belum diperoleh informasi, bantuan apa yang diberikan Pemda pada masyarakat yang rumahnya rusak diterpa angin, dan penanganan jalan rusak. "Saya belum mendapatkan laporan yang lengkap, masih akan ditanyakan pada PU Bina Marga," kata Kabag Humas Sampang, Muhammad Husin, tadi pagi.
Menurut keterangan pada sore itu hujan lebat disertai angin kencang. Masyarakat terutama dekat pantai itu, tidak berani di dalam rumah. Mereka mencari tempat yang lebih aman. Dalam waktu sekejab sedikitnya 15 rumah warga Desa Manparan porak-poranda diterpa angin puyuh itu.
Di Desa Noreh dalam waktu bersamaan jalan raya satu-satunya penghubung dengan Sampang, ambrol. "Kalau jalan ini tidak segera di perbaiki, paling tidak jalan darurat, warga di sini akan terisolir dari Sampang," kata Drs Mukyan H, anggota DPRD Sampang dari Kec. Sreseh.
Sebenarnya warga di wilayah Kec. Sreseh masih bisa ke Sampang, tetapi harus memutar melewati jalan Paheng, Kec. Modung, Bangkalan, berjarak 60 km dari kota Sampang.
"Yang repot jalan ambles ini, jika tidak cepat dibuatkan jalan sementara. Sebab letaknya di pinggir pantai, kalau angin pasang, menggerus jalan, bisa masuk ke daratan, areal pertanian termasuk sumur penduduk terancam air laut," kata anggota Komisi D Abd. Wadud. (kas)