back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long e-Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Senin, 11/12/2000
Jawa Pos


Kelompok Tani Desak Depperindag Tepati Janjinya
Pertemukan dengan Konsultan Proyek

SAMPANG - Beberapa kelompok tani (Poktan) garam Desa Aeng Sareh Sampang mendesak Depperindag segera menepati janjinya mempertemukan para petani garam dan instansi terkait dengan konsultan proyek demonstrasi percontohan (Demplot) tambak garam. Pasalnya, konsultan dari pusat ini dinilai sebagai pemicu munculnya polemik di seputar proyek Demplot.

Menurut koordinator petani garam Desa Aeng Sareh H Syafiudin, kesalahan fatal yang dilakukan oleh konsultan ini adalah membentuk Poktan baru tanpa sepengetahuan Depkop dan Primer Koperasi Garam Indonesia (PKGI). "Fatalnya, sebagian besar dari mereka bukan petani garam," ungkapnya.

Selama ini, kata Syafiudin, pihaknya sudah dua kali mendatangi Depperindag. Pertama, Jum'at (1/12) lalu, tapi hanya diterima oleh salah seorang staf Depperindag Sisyono. Baru pada hari Senin (4/12), mereka bertemu langsung dengan Kepala Depperindag Ir Winarno. "Beliau berjanji akan memperjuangkan Poktan lama yang sudah menjadi binaan Depkop," jelasnya.

Disamping itu, dalam pertemuan tersebut diputuskan akan dilakukan musyawarah bersama antara petani garam, PKGI, Depkop, Depperindag, dan instansi terkait dengan konsultan. "Saat itu Pak Winarno berjanji akan menggelar acara itu dalam jangka waktu satu minggu. Tapi, sampai sekarang undangannya belum juga datang," imbuhnya.

Ketua PKGI Sampang H Badrudtamam menilai, banyak kejanggalan dalam pelaksanaan proyek senilai 250 juta ini. Selain menyatakan proyek ini tidak ada hubungannya dengan Depkop, sebagian besar anggota Poktan baru yang dibentuk oleh Depperindag dan konsultan bukan petani garam.

Menurut dia, Poktan baru yang ditunjuk mengikuti proyek yang bertujuan melakukan pembinaan manajemen dan produksi garam rakyat ini, tidak tepat sasaran. Sebab, lahan tambak garam yang dijadikan tempat percontohan oleh konsultan dan Depperindag kualitasnya sangat jelek. Sehingga, sangat sulit di daerah tersebut di produksi garam dengan kualitas satu (K-1). Apalagi kualitas super.

"Oleh karena itu, kami mendesak agar kelompok tani proyek ini dikembalikan pada yang awal. Yaitu, kelompok tani binaan Depkop. Bila hal ini tidak bisa dipenuhi, saya sarankan lebih baik proyek ini dikembalikan lagi ke pusat," tegas Badrudtamam.

Sementara Kepala Depperindag Ir Winarno saat dihubungi Radar Madura sedang menghadiri acara di Kanwil Depperindag Jatim. Namun demikian, salah seorang stafnya Ir Sisyono mengakui kalau pihaknya sudah menghubungi konsultan proyek tersebut. "Bahkan Pak Winarno sendiri yang menghubungi Dirjen dan pimpinan proyek ini," ungkapnya.

Menurut dia, pertemuan yang akan digelar nanti akan mengundang kedua kelompok tani, baik yang ditunjuk oleh konsultan maupun yang dibina oleh Depkop. "Oleh karena itu, kami sangat berharap kedua belah pihak saling mengerti, sehingga masalah ini cepat terselesaika," harap Sisyanto. (fiq)