back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Nusantara
Jumat, 08 September 00
KOMPAS


Sampang Masih Mencekam
Kedua Kubu Sepakat Jaga Ketenangan

Sampang, Kompas

Dua kubu yang bersitegang, yakni kubu Fadhilah Budiono dan kubu yang kontra akhirnya sepakat untuk menjaga ketenangan Kota Sampang. Kesepakatan itu terjadi setelah Fadhilah mengumumkan bahwa pelantikan dirinya sebagai Bupati Sampang ditunda sampai ada perundingan antara ulama-ulama PKB dan PPP (masing-masing 10 orang) di Gedung Grahadi Surabaya, Minggu (10/9) siang. "Meski masih menunggu hasil pertemuan itu, pelantikan tetap akan dilaksanakan paling lambat Rabu mendatang," kata Fadhilah di pendopo Kabupaten Sampang, Kamis.

Fadhilah yang didampingi Ketua DPRD Sampang Hasan Asyari, Kepala Kepolisian Wilayah (Polwil) Madura Senior Superintendent Djoko Satryio, Komandan Kodim 0828 Sampang Letkol Royani, dan Kepala Polres Sampang Superintendent Endrayoko, ketika mengumumkan hal tersebut tampak sangat prihatin.

Ia menitikkan air mata dan hampir-hampir tidak kuasa berpidato di hadapan para kepala desa dan camat yang hadir. Dalam pidato tersebut Fadhilah meminta para pendukungnya pulang, dan menyerahkan masalah keamanan sepenuhnya pada aparat keamanan.

Nurun Tajalla, salah seorang kepala desa yang hadir dalam pertemuan itu menginterupsi, "Jika sampai Rabu nanti Pak Fadhilah tidak dilantik juga, kami 180 kepala desa akan datang ke Surabaya untuk memaksa Gubernur Jatim melantik Bapak. Tekad kami sudah bulat dan kesabaran kami ada batasnya," kata Nurun.

Pengumuman Fadhilah tersebut merupakan antiklimaks dari ketegangan yang terjadi hingga siang hari. Sejak pagi hari lalu lintas di Sampang sangat sepi, hampir semua toko tutup, sekolah diliburkan, tidak ada pegawai pemda yang masuk kerja. Begitu pula kantor-kantor yang terletak di dekat kompleks pemda. Hotel Bahagia yang tidak jauh dari lokasi kantor pemda, memutuskan tidak menerima tamu, bahkan hotel tersebut pada malam sebelumnya telah mengirim tamunya ke Pamekasan.

Polisi kecolongan

Sementara gedung DPRD Sampang yang dibakar kelompok kontra Fadhilah tampak dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Pintu masuk dan pagar gedung DPRD diberi police line dan tidak ada seorang pun yang diperkenankan masuk. Bangunan yang dibakar adalah bangunan utama, yang terdiri dari aula tempat rapat paripurna dan ruang-ruang sidang komisi A-E. Selain itu, empat buah mess Fraksi TNI/Polri ikut terbakar dan empat lainnya dirusak.

Menurut Ketua DPRD Sampang Hasan Asy'ari, kemungkinan besar Dewan untuk sementara akan melakukan aktivitasnya di ruang olahraga DPRD. "Tetapi itu baru terlaksana kalau masalah ini sudah selesai. Kalau belum, ya kita vakum dulu," katanya.

Kepala Polres Sampang Superintendent Endaryoko menyatakan, aparat keamanan akan mengusut tuntas pelaku pembakaran. "Kami sudah mengidentifikasi pelakunya. Terus terang kami sangat kecolongan. Mereka sudah sepakat untuk orasi damai, kenapa tahu-tahu melakukan pembakaran," ujar Endaryoko.

Cegah bentrokan

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Ali Maschan Moesa, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dr Fasich, dan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya Deddy Prihambudi yang dihubungi secara terpisah mengharapkan agar elite politik dapat berjiwa besar dan bertanggung jawab untuk menghindari terjadinya bentrokan.

KH Ali Maschan Moesa mengatakan, prinsip penyelesaian masalah Sampang harus dimulai dengan menarik massa yang bertikai. "Sudah bukan zamannya mengerahkan massa demikian. Cara-cara kekerasan tidak akan bisa menyelesaikan masalah," kata dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya ini.

Kunci penyelesaian, menurut Ali Maschan, ada pada ulama. Sebab, dalam kultur Madura ulama memiliki otoritas yang sangat kuat di masyarakat. Untuk itu, para ulama harus berkumpul jadi satu melakukan silaturrahmi. Melakukan negosiasi-negosiasi untuk dicapai kompromi. (arn/ano/eta)

Berita daerah lainnya