back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Rabu, 30 Agustus 00
Jawa Pos


Tim Survei Teliti 'Kerajaan Kera Nipah'
Diduga Tiga Kuburan Manusia Pertama Madura

SAMPANG - Ada perkembangan baru mengenai legenda 'kerajaan kera Nipah' di Desa Batiyoh, Kecamatan Banyuates, Sampang. Berdasar survei lapangan dari tim peneliti kerajaan Nipah, Sampang, diperkirakan tiga makam yang ditemukan di tengah hutan Nipah merupakan makam keluarga pertama di Madura yaitu Raden Segoro, Puteri Bendoro Gung, dan Patih Pranggulang.

Rombongan survei sendiri, kemarin, terdiri dari Kepala Seksi Kebudayaan Depdiknas Sampang, Drs Achmad Fudholi, staf Depdiknas Drs Imam Rizaldi, anggota Komisi A DPRD Sampang Moh Bakir, tokoh masyarakat Nipah Abd Qodar. Disamping itu, beberapa aktivis LSM juga ikut terlibat dalam survei tersebut antara lain Sibri, S.T., dan Elly dari PER (Pos Ekonomi Rakyat), serta aktivis LPML (Lembaga Pembangunan Masyarakat dan Lingkungan), Drs Rasyad Manaf dan Moh Musleh.

Penyisiran terhadap lokasi kerajaan kera Nipah, yang terletak sekitar 4 km dari Waduk Nipah itu dilakukan dua tahap. Tahap pertama, tim berhasil menyisir pinggiran "kerajaan" yang telah menjadi hutan belantara tersebut. Menariknya, di sepanjang pinggir hutan Nipah terdapat tumpukan bata dan batu mirip seperti bekas sebuah benteng kerajaan di masa lalu.

Demikian juga, ketika masuk sekitar 100 meter ke dalam hutan, puluhan kera jinak terlihat berseliweran seolah menyambut kedatangan rombongan. Jejak kerajaan makin nampak setelah ditemukan bekas pintu gerbang yang sudah roboh, sumur, dan juga bekas tempat duduk Patih Pranggulang atau yang dikenal Kiyai Poleng yang berasal dari Kerajaan Mendangkamulan, Jawa Tengah.

Sebagaimana diketahui dalam sejarah Madura, Patih Pranggulang pernah diperintah oleh Raja Mendangkamulan untuk memenggal leher Puteri Bendoro Gung (ibu Raden Segoro, Red). Tapi, kemudian patih tersebut tidak berhasil membunuh sang puteri. Karena takut dimurkai sang raja, akhirnya ia menyingkir ke Gunung Gegger Bangkalan, dan sesekali menjenguk Bendoro Gung dan Raden Segoro di Nipah, Sampang.

Sedangkan tahap kedua, tim menuju ke lokasi kuburan yang diduga kuat sebagai makam Raden Segoro dan ibundanya. Tiga nisan batunya sudah sangat tua dan melepuh, diperkirakan berumur ratusan tahun. Ada dua makam berukuran agak panjang dan satu makan seorang anak muda. Namun sayang, pada batu nisan sama sekali tidak terdapat tulisan atau ukiran yang bisa memberi informasi tentang kubur siapa.

Menurut Kasi Kebudayaan Depdiknas Sampang Drs Achmad Fudholi, survei ini dilakukan untuk menindaklanjuti laporan masyarakat yang menyatakan bahwa di hutan Nipah ditemukan bekas kerajaan dan kuburan manusia pertama di Madura. "Ini baru survei awal. Bukti-bukti berupa batu bata, nisan, dan lainnya telah kami kumpulkan. Selanjutnya, dalam waktu dekat kami akan mengundang tim dari museum purbakala Trowulan Mojokerto untuk memastikan benar tidaknya temuan tersebut," katanya.

Fudholi menyatakan, bila nantinya terbukti benar, maka bukti sejarah munculnya tanah Madura akan makin lengkap. Sebab selama ini, sambungnya, bukti sejarah di Gunung Gegger Bangkalan saja yang ada kejelasan. Sementara, jejak pindahnya Puteri Bendoro Gung dan Raden Segoro dari Gunung Gegger ke Nipah masih belum ditemukan. (sor)