back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Jumat
14 April 2000
Posmo.Com


Dr. Muhadjir Darwin:
Karya Peduli Bangsa, Ormas Bernuansa Politis

Pengamat politik dan Peneliti PPK UGM, DR Muhadjir Darwin menilai bahwa kehadiran KPB (Karya Peduli Bangsa) yang dideklarasikan R. Hartono, jauh dari kesan istimewa. ''Yang menjadikannya tidak biasa adalah ketika R. Hartono yang Mantan KSAD dan Menpen itu di dapuk sebagai deklarator sekaligus Ketua Umum-nya,'' kelakarnya. Politis? "Memang!" Terbukti spekulasi pun berkembang luas sehingga banyak kalangan langsung angkat bicara. Bahkan tak sedikit yang memberikan sorotan miring. Itu pasti Cendana! Atau paling tidak memiliki benang merahnya dengan bekas penguasa Orde Baru itu.

Reaksi yang demikian muncul lantaran semua orang paham betul siapa sang deklarator yang juga purnawirawan jenderal asli putra Madura ini. Track record-nya pun tak ada yang meragukan lagi. Ia ibarat 'darah daging' bagi Soeharto dan keluarganya, meski masa kejayaannya sudah lewat. Tapi sangat mudah untuk diingat. Stempel inilah yang pada akhirnya menjadikan KPB lebih manampakkan diri bermisi politis ketimbang sebagai Ormas yang sarat dengan tujuan pemberdayaan sosial dan pendidikan.

"Yang jelas dengan hadirnya KPB, kian menambah daftar panjang orang-orang kuat yang hengkang dari tubuh partai Golkar. Tetapi bukan berarti Golkar harus sempoyongan ditinggalkan orang-orang itu. Seperti kita lihat, Akbar Tandjung sendiri optimis dan tidak risau dengan hengkangnya orang-orang itu di KPB yang kelihatannya jauh ke depan akan dijadikan partai politik. Malahan Golkar tampaknya masih yakin bahwa dalam pemilu mendatang perolehan suaranya tetap tidak terpengaruh meski ada KPB atau orang-orang lainnya yang terhitung memiliki jam terbang tinggi dan punya pengaruh besar ingin nyempal dari induknya. Ketidakrisauan ini menunjukkan bahwa Golkar sudah cukup dewasa dengan pengalamannya yang lalu saat ditinggal eksodus besar-besaran oleh para pentolannya untuk mendirikan partai sendiri-sendiri," jelas Muhadjir.