back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long e-Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Nusantara
Selasa, 31 Oktober 2000
KOMPAS


Masyarakat Melayu dan Madura Minta Provokator Ditangkap

Pontianak, Kompas

Para pemuka masyarakat Melayu dan Madura di Pontianak, mendesak polisi segera menangkap dan menghukum oknum-oknum yang diyakini sebagai provokator dalam kerusuhan antar-etnis pekan lalu di wilayah itu. Sebab, para oknum tersebut selalu terlihat aktif memprovokasi massa untuk menyerang dan membakar rumah, kios, gerobak dan becak sekaligus membunuh para pemiliknya.

"Kami sudah memiliki data soal aktivitas provokator itu dan nama-nama mereka akan segera diberikan kepada polisi. Jika, dalam seminggu ini polisi tidak merealisasikan tuntutan ini, maka masyarakat Madura bersama Melayu Pontianak akan main hakim sendiri," kata Syachran Noor, tokoh adat Melayu kepada wartawan di Pontianak, Senin (30/10).

Desakan pimpinan masyarakat kedua suku itu, menurut Syachran, dihasilkan dalam satu pertemuan bersama hari Minggu di Hotel Mahkota Pontianak. Pemuka masyarakat Madura yang hadir antara lain, KH Madhar Hadrawi, H Munir dan H Syafruddin.

Dalam pertemuan tersebut, pemuka kedua suku pun menyatakan saling berdamai dan memaafkan. Mereka juga berjanji akan berusaha menyadarkan warga masing-masing, agar selalu menjunjung tinggi sikap saling menghormati dan menghargai, serta mencegah kasus yang sama tak terulang kembali di Kalbar.

Berdasarkan pemantauan di lapangan selama terjadi kerusuhan, papar Syafruddin, para provokator tersebut mampu merangsang gerakan spontanitas masyarakat. Isu disebarkan dari satu lokasi ke lokasi lain bahwa warga sesama etnisnya telah dianiaya secara sadis oleh masyarakat suku lain yang terlibat dalam pertikaian.

Provokasi ini benar-benar termakan masyarakat. Emosi massa pun berhasil diledakkan. Dalam sekejap massa langsung menyerang ke permukiman warga seperti yang dikabarkan.

Namun anehnya, setelah dicek di lapangan, ternyata informasi itu tidak benar. Sementara provokatornya sudah menghilang. "Makanya, kami minta polisi harus berani bersikap dan bertindak tegas. Tidak boleh pandang bulu," ujar Syafruddin.

Takkan dibiarkan

Sementara itu, Kadispen Polda Kalbar, Asisten Superintendent Suhadi SW, menyatakan sangat berterima kasih kepada masyarakat yang memiliki niat baik dan tulus untuk memberikan data sejumlah oknum yang diduga sebagai provokator. Polisi pun dengan senang hati menerimanya. Hanya saja, data tersebut masih merupakan informasi awal yang perlu ditelusuri kebenarannya.

Apabila, dari hasil pengkajian terhadap informasi itu ternyata oknum yang dilaporkan memenuhi unsur-unsur sebagai provokator, maka polisi pasti menangkap dan mengajukannya ke pengadilan. "Pokoknya kami pun takkan membiarkan oknum yang terbukti melanggar hukum bebas dari hukuman," kata Suhadi.

Hingga kemarin, polisi masih terus mencari oknum yang diduga sebagai perusuh dan provokator dalam kerusuhan sosial di Pontianak. Sejauh ini, polisi telah berhasil menahan 19 orang. Tujuh di antaranya ditangkap Senin pagi. Kini, mereka ditahan di Markas Polresta Pontianak untuk menjalani proses hukum.

Dari ke-19 orang tersebut akan dikembangkan penyelidikan untuk mengetahui pelaku lainnya yang belum ditangkap. Bahkan, polisi menelusuri serta mendalami pula motif di balik aksi itu, dan siapa sesungguhnya yang menjadi otaknya.

"Tidak mungkin kasus yang begitu sepele, yakni hanya senggolan kendaraan, lalu dalam sekejap bisa meletus menjadi kerusuhan sosial kalau tanpa ada pihak lain yang memboncengi. Mereka itu pasti punya motif dan target tertentu dari pertikaian ini. Makanya, perlu ditelusuri," tutur Suhadi. (jan)

Berita daerah lainnya: