back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Rabbu, 03 Mei 2000
Jawa Pos


Perguruan Tinggi di Madura Harus
Menggarap Potensi Lokal

PAMEKASAN - Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Dr Ihlasul Amal, M.A. menegaskan Perguruan Tinggi (PT) di Madura tidak perlu berambisi untuk jadi PT yang bersekala nasional. Menurutnya sesuai dengan tuntutan otonomisasi daerah, PT di Madura perlu menfokuskan pada persoalan aktual di daerah. "Saya kira persoalan daerah perlu dimaksimalkan penggarapannya oleh perguruan tinggi di Madura ini," ujarnya. Ditemui Radar Madura sebelum menyampaikan orasi ilmiahnya dalam Dies Natalis ke XXII dan Wisuda Sarjana Universitas Madura ke XI, di Aula Pembantu Gubernur Madura, Selasa (2/5) kemarin, Ihlasul Amal menegaskan, keharusan lembaga pendidikan di daerah guna menyesuaikan dengan otonomi daerah adalah mengoptimalkan penelitian dan pengembangan potensi daerah. "Tidak perlu bercita yang besekala nasional itu telah menjadi tugas universitas negeri yang besar besar," katanya.

Dia mengatakan sebenarnya yang paling banyak memiliki tuntutan untuk all out melaksanakan otonomiasasi pendidikan secara umum, yaitu perguruan tinggi swasta. "Kalau perguruan tinggi negeri otonomi itu lebih menekankan pada kemandirian pendanaan saja, kalau sebelumnya masih terkait dengan jalur yang lebih panjang kini lebih pendek dan masing masing PT punya kewenangan administratif yang lebih besar," katanya.

Perguraun tinggi swasta banyak memiliki peluang untuk all out dalam otonimisasi pendidikan, karena perguruan tinggi swasta yang berdiri di berbagai daerah, tidak bisa lepas dari ikatakan kultural dengan lingkungan dimana perguruan tinggi itu berdiri. "Nah disinilah perguruan tinggi swasta itu harus peka untuk bergerak secara dinamis dalam kultur dan lingkungan yang dimilikinya," paparnya.

Menyinggung tentang keberadaan Perguruan Tinggi Agama di Madura, Ihlasul Asmal menegaskan bahwa pengembangan ilmu kegamaan di Madura tidak harus melalui Perguruan Tinggi Agama, namun bisa dikembangkan di lingkungan pesantren atau lembaga pendidikan agama yang telah ada. Dia menyarankan yang perlu dikembangkan di Madura yaitu universitas umum yang bisa menampung semua elemen untuk mengembangkan wawasan secara umum.

"Misalnya Unira, ini sangat tepat untuk menjadi tempat pembinaan santri atau siswa agama dalam bidang pengetahuan umum. Pendidikan agama bisa dikembangkan di pesantreni. Dengan cara begini pesantren juga bisa terus berkembang, universitas umum juga berkembang karena para santri nanti akan memperdalam ilmu umumnya di perguruan umum itu, " katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Madura (Unira), Drs Amiril mengemukakan, setahap demi setahap Unira Pamekasan mengalami perkembangan yang cukup berarti. Fasilitas sedikit demi sedikit mulai bertambah, tenaga edukatif dan administratif mulai meningkat mutunya. Sistem administrasi menanjak ke sistem yang memadai, serta perkembangan jumlah mahasiswa cukup mengembirakan.

Puncak dari prestasi itu, kata Amiril, dengan SK BAN PT Nomor 002 BAN-PT/Ak-II/XII/1998 tertanggal 22 Desember 1998, beberapa program studi di Unira Pamekasan dinyatakan memiliki status terakreditasi. Programn Studi yang dimaksudkan adalah Program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum, Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi, Program Studi Administrasi Negera pada Fakultas Ilmu Administrasi.

Pada wisuda ke XI ini Unira berhasil mewisuda sekitar 215 sarjana S1. Rinciannya Fakultas Hukum 41 orang sarjana, Fakultas Ekonomi 54 sarjana, Fakultas Ilmu Administrasi 97 sarjana, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 21 sarjana, serta Fakultas Tehnik dan Fakultas Pertanian 2 orang sarjana. Wisudawan terbaik Unira pada wisuda ke XI ini diraih Ahmat Subekan dari Fakultas Ekonomi dengan Indeks Prestasi 3,73. (dwi)