back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

4 Januari 2000 Radar Madura


Menuju Provinsi Madura Jangan Meloncat
KH Mudassir Badruddin: Sementara yang Cocok Otonomi Luas

Pamekasan, Radar

Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Penyeppen Palengaan Pamekasan KH Mudassir Badruddin meminta semua pihak agar berhati hati dalam melemparkan wacana pembentukan provinsi Madura. Ia menilai selama ini banyak komentar di media massa yang kurang didasari dengan argumentasi yang matang dan realistis sehingga membingungkan masyarakat.Pada acara silaturrahmi dengan Muspida Pamekasan dalam rangkaian Safari Ramadhan Bupati Pamekasan H Dwiarmo Hadiyanto, KH Mudassir menilai Provinsi Madura memang merupakan keniscayaan di Madura. Namun untuk mewujudkan keinginan itu harus juga dipertimbangkan berbagai aspek pendukungnya, seperti Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan mental masyarakat Madura yang masih perlu diteliti kesiapannya.

''Maaf Mas, sebenarnya kami yang pertama kali melontarkan ide penbentukan Madura sebagai provinsi ini. Saat itu belum ada pembicaraan masalah ini. Namun maksud kami jika dari berbagai segi kita telah bisa diarahkan untuk jadi propinsi. Nah, kalau keingian itu ada, ya mari kita persiapkan segala sesuatunya. Jadi maksud kami tidak asal ingin tanpa melihat kemampuan dan kenyataan dulu,'' katanya.

Kalau rencana itu dilakukan dengan tergesa-gesa, lanjut KH Mudassir, maka masyarakat Madura ini ibarat ingin melintasi sungai dengan cara meloncat, tidak pakai titian. Padahal, di hadapannya ada jurang yang dalam dan berair. ''Nah, jika loncatan tidak sampai, maka akan jatuh dalam jurang itu, ini kan berbahaya nantinya,'' jelas KH Mudassir.

Yang paling realistis, menurut ulama yang banyak memiliki cabang pondok pesantren di berbagai wilayah di Indonesia ini, untuk situasi Madura saat ini adalah otonomi daerah yang seluas-luasnya. ''Jadi belajar dulu. Jika dalam otonomi ini masyarakat Madura bisa berjalan baik, maka saat itu juga bisa diteruskan menuju pembentukan provinsi. Tidak repot jadi provinsi jika semuanya sudah siap,'' tandasnya.

Hal senada juga pernah diungkapkan Saifullah Yusuf salah seorang tokoh muda Bangkalan. Dalam sarasehan di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep beberapa waktu lalu, pemuda agresif ini mengungkapkan setidak- tidaknya ada dua persiapan yang harus dipenuhi secepatnya jika Madura ingin jadi provinsi. Pertama, persiapan tehnik administratif dan persiapan politis.

Dijelaskan, persiapan tehnik administratif mudah diatasi karena itu berkaitan dengan perubahan manajemen pemerintahan saja. Namun, persiapan politik dinilai cukup sulit. ''Apakah kita sudah siap, sebab untuk menuju ke sana harus ada kemauan dan kesamaan politik antara semua wakil rakyat di Madura. Ini yang sulit dipertemukan. Baru setelah dua persoalan itu diketahui, maka mudah untuk melanjutkan perjalanan,'' katanya.

Sementara itu Kordinartor Divisi Pengembangan dan Pengkajian Forum Radar Madura (FORA) H. Ibnul Farhun SH menilai kini banyak LSM, terutama di Sumenep yang serampangan mengomentari ide pembentukan provinsi Madura. ''Repot memang wacana provinsi Madura kini sudah dikotori oleh pihak-pihak atau LSM yang ngomong karena faktor interes tanpa dasar dan referensi yang jelas, sehingga masyarakat kebingungan mana yang akan diikuti,'' tegas H. Ibnul Farhun. (dwi)