back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Radar Madura
Rabu, 06 September 00
Jawa Pos


Rr Juwita Mayasari 'Tidak Suka Dimanja'

PAMEKASAN - Bagi Rr Juwita Mayasari menikmati hidup harus diikuti dengan etika. Menurut gadis kelahiran Pamekasan 19 Januari 1984 ini, sekalipun dirinya memiliki peluang untuk hidup manja, namun tidak dilakukannya. Lho kok? Ita -- demikian panggilan akrapnya -- merupakan anak tunggal dari pasangan R. Arif Budiarso SH dengan Rr Farida Ariany, tetapi tetap memilih hidup wajar, bahkan selalu berusaha untuk bisa mandiri.

Pilihan hidup tersebut ternyata banyak berguna, buktinya Ita mengaku bisa banyak bergaul dengan teman-temannya yang berasal dari berbagai lapisan sosial. Dan mereka selalu betah bermain belajar atau bahkan ngobrol bareng.

Banyaknya teman bergaul, bagi Ita, bukan hanya karean karena filsafat hidupnya yang sederhana dan senang bergaul, namun ternyata dalam diri gadis yang beralamat di Perumnas Nylabu Indah Blok A. No 10, Telp 323077, Pamekasan ini, juga memiliki seabrek prestasi. Diantaranya yang masih baru saja dicapai Ita berhasil menjadi anggota Paskibraka Tingkat Jawa Timur utusan dari kabupaten Pamekasan.

Dia juga aktif menjadi Mayoret Drumband Gita Potre Koning, dan ia berhasil membawa Gita Potre Koning berhasil meraih juara dalam Lomba Drumband pada Kejuaraan Daerah Pembukaan PON ke 15 beberapa waktu lalu. Keberhasilannya menjadi Mayoret dan terpilihnya menjadi anggota Paskibraka Jatim memang tidak bisa dipisahkan dengan tinggi badan Ita yang mencapai 171 cm dengan berat badan 58 kg.

Dengan kondisi fisik yang ideal itu pulalah Ita mengaku olah raga yang disenanginya adalah olah raga bola basket. Dan yang cukup mengembirakan dengan tubuh ideal itu Ita pernah masuk menjadi finalis Cover Girl dari Majalah Aneka sewaktu Ita masih duduk di bangku SLTP. Dengan tubul idealnya itu juga dia punya niat untuk menekuni dunia model. "Mudah mudahan ada waktu yang pas nanti, " ungkapnya.

Lantas apa cita-cita dan bagaimana prestasi di sekolah? Ita mengaku walaupun sibuk mengikuti berbagai aktifitas ekstra kurikuler, ia masih berhasil masuk sebagai siswa berprestasi. " Ya Alhamdulillah, walaupun tidak masuk yang paling atas, kami masih bisa masuk dalam kelompok 10 besar," tuturnya. Ita mengaku di antara penyakit yang pernah dideritanya dan membuat trauma adalah penyakit gigi, bahkan dia harus mencopot giginya itu. Akibat trauma atas penyakit gigi itulah akhirnya Ita mengaku bercita-cita ingin menjadi dokter gigi. (dwi)