back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

Kamis
07 Oktober 1999
Radar Madura


Misteri di Balik Museum Bangkalan
Bila Malam Sering Terdengar Suara Gamelan

Bangunan museum tempat disimpannya benda-benda pusaka kuno peninggalan raja-raja Bangkalan, bila dilihat sepintas memang tampak menyeramkan. Bangunan kecil yang juga kuno tersebut tampak berdiri angker karena selalu sepi. Bila malam hari hanya diterangi oleh lampu 10 watt, itupun hanya di bagian luarnya saja, sementara di bagian dalam museum dibiarkan gelap gulita. Demikian pula halnya dengan halaman samping kanan dan kiri museum tidak ada penerangan sama sekali. Bahkan, dikatakan sering terdengar suara-suara aneh dari dalam museum atau di sekitar bangunan museum. Mungkin bisa saja itu suara tikus atau lainnya. Namun ada kisah menarik yang diceritakan oleh seorang bekas juru kunci museum pada Radar Madura.

Bukan suatu hal yang mustahil bila benda-benda kuno menyimpan sesuatu yang berbau mistik dan gaib. Demikian pula halnya dengan benda-benda kuno peninggalan Cakraningrat dan raja-raja Bangkalan lainnya yang tersimpan di Museum Kota Bangkalan. Bukan rahasia lagi bila museum Bangkalan, selama ini dikenal sebagai tempat angker dan menyimpan misteri.

Menurut seorang bekas juru kuncinya, hampir setiap malam di sekitar museum kerap terdengar suara gamelan atau suara ringkikan kuda. Di samping suara-suara aneh tersebut, juga sering ada kejadian aneh yang bila dipikir tidak masuk diakal. Misalnya, pintu atau jendela yang sudah dikunci tiba-tiba terbuka sendiri. Jika ditutup, pintu akan terbuka kembali.

Mungkin, bagi orang lain, hal tersebut akan membuat bulu kuduk berdiri. Namun, tidak demikian bagi juru kunci bernama Fahri itu. Menurutnya, gamelan yang sering berbunyi tersebut dipercaya sebagian orang mengandung kekuatan mistik sehingga tak ada yang berani menginjaknya. ’’Tapi bagi saya, gamelan itu hanyalah sebuah benda mati, dan saya sering menginjaknya bila sedang membersihkan langit-langit museum,’’ paparnya.

Kisah lainnya yang tak kalah menarik juga diceritakan oleh Fahri, yaitu tentang kejadian aneh yang terjadi di siang bolong. Diceritakan, suatu hari seorang temannya buang air kecil di sekitar museum. Akibatnya, kemaluannya bengkak. ’’Sejak kejadian itu hingga sekarang belum ada yang berani buang air kecil sembarangan di sekitar museum,’’ kisahnya.

Yang tak kalah menariknya adalah apa yang terjadi dengan pusaka-pusaka berupa tombak dan keris yang tersimpan di lemari terkunci. Hampir setiap malam terdengar berisik, seakan-akan pusaka-pusaka tersebut saling beradu. Jadi tak heran bila pusaka-pusaka tersebut diletakkan terpisah.

Yang ’’kosong’’ diletakkan di luar, dan bisa dilihat pengunjung, sementara yang ’’berisi’’ diletakkan di dalam, yang tidak semua orang bisa melihatnya.

Fahri, yang sudah akrab dengan berbagai pusaka tersebut, mengatakan bahwa tidak pernah terjadi apa-apa dengan semua pusaka yang ada di museum.

Setiap dia akan membersihkan pusaka, ketika lemari dibuka, letak pusaka tetap berjajar seperti semula dan tampak tidak berubah letak. Tapi bagi orang lain hal itu pasti membuat merinding.

Lain lagi cerita seorang sopir salah satu pejabat yang mengalami kejadian aneh saat dia sedang tidur di depan pintu museum. Dikisahkan, ketika dia sedang tidur, antara sadar dan tidak dia merasa seolah ada orang tinggi besar berpakaian hitam layaknya pakaian adat Madura berjalan kearahnya, dan melewatinya.

Anehnya, tutur sopir tersebut, saat bayangan itu melewatinya, dirinya merasa tubuhnya seakan terinjak oleh kaki bayangan tersebut. ’’Kontan saja saya lari terbirit-biriT. Dan, sejak itu saya kapok tidur di depan museum,’’ katanya.

Tetapi rupanya tidak semua orang bergidik dengan hal-hal aneh yang terjadi di sekitar museum. Buktinya, hingga saat ini masih banyak orang, khususnya para pegawai yang bekerja di pendopo sering bermalam dan tidur di sekitar museum. ’’Masalah takut atau tidak, itu tergantung pada pribadi masing-masing. Yang percaya tahayul pasti takut, tapi bila tidak percaya pasti menganggap biasa,’’ katanya. (ris)