Semakin Tidak Jelas Nasib Proyek Jembatan Surabaya-Madura mba H Raden Panji Mohammad Noer "KALAU saya punya uang, saya bangun sendiri jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), karena keinginan ada jembatan penghubung Surabaya dan Madura merupakan cita-cita saya sejak tahun 1950, dan itu harus terwujud," kata mantan Gubernur Jawa Timur Haji Raden Panji Mohammad Noer (82) di Surabaya, Senin (22/5) menanggapi semakin tidak jelasnya nasib proyek jembatan Surabaya itu. Kakek dari 20 cucu ini menuturkan, seandainya Pemerintah Indonesia memenuhi permintaan Jepang yakni menyediakan lahan seluas 1.000 hektar, proyek itu mungkin sudah selesai digarap. Cuma saja, jaminan yang diminta negara penyandang dana itu sulit dipenuhi karena lokasinya harus di Madura. "Areal itu akan dijadikan kawasan industri. Jepang minta kawasan industri itulah sebagai jaminan dari proyek tersebut. Sebenarnya boleh-boleh saja, tetapi orang Madura menolak lokasi kawasan industri di pulau garam itu. Perbedaan pendapat ini yang membuat proyek itu semakin tak jelas," ujar M Noer yang dalam waktu dekat berencana menemui Presiden Abdurrahman Wahid untuk membicarakan kembali proyek tersebut. Sesepuh masyarakat Jawa Timur ini sekarang tengah gencar menggalang dana guna membantu biaya operasi penderita jantung, dari kalangan tidak mampu. "Memang bantuan biaya operasi cuma 10 persen dari total dana yang dibutuhkan sebesar Rp 60 juta. Paling tidak rasa kepedulian terhadap orang miskin masih dapat dirasakan," kata ayah dari delapan anak, yang hampir setiap hari meluangkan waktu satu jam untuk berenang itu. (eta) Berita Nama dan Peristiwa lainnya: Christian Hadinata, Jiwanya di Bulu Tangkis NAMA DAN PERISTIWA