back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

IPTEK
Rabu, 03 Mei 2000
KOMPAS


Mutu Sosial Pengungsi Mulai Merosot
rat
Erna Witoelar

Malang, Kompas

Mutu sosial dan kualitas hidup pengungsi saat ini terasa sudah mulai merosot. Telah muncul keputusasaan, menurunnya moril dan semangat juang serta kegairahan bergaul, karena ketidakjelasan masa depan, pendidikan dan kesehatan diri dan keluarganya. Bangsa ini telah mengalami kerugian besar, dan itu bisa menjadi beban bangsa. Namun, di luar kesanggupan memberikan pertolongan, yang terpenting adalah jangan ada lagi amuk massa dan pembakaran pemukiman yang bisa berisiko memunculkan problem pengungsian seperti ini.

Demikian Menteri Pemukiman dan Pengembangan Wilayah Erna Witoelar menjawab Kompas di sela kunjungannya ke kantor Perum Jasa Tirta dan Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Brantas di Malang, Senin (1/5) malam.

"Pemerintah dalam posisi harus memberikan pertolongan, karena itu tanggung jawabnya. Akan tetapi, pemerintah bersikap memberikan pertolongan seminim mungkin, agar tidak menciptakan ketergantungan. Kepada pengungsi diberikan pilihan, yang semuanya pahit, untuk kembali atau mendapat tanah berstatus bukan hak milik di lahan yang disediakan pemerintah," kata Erna, yang senantiasa tampak energik.

Di Jatim

Usai mendapat pemaparan tentang kondisi pengungsi asal Sambas, Kalimantan Barat, yang kini berada di Bangkalan dan Sampang, Erna mengemukakan, di Jawa Timur seluruhnya ada sekitar 29.000 pengungsi. Sekitar 26.000 di antaranya berada di Bangkalan dan Sampang, dan 3.000 lainnya di Banyuwangi.

Para pengungsi itu tidak hanya datang dari Sambas, tetapi juga dari Timor Timur dan Maluku. Kondisi pengungsi di Jawa Timur ini lebih baik, karena mereka tidak tinggal di kamp-kamp pengungsi, dan bisa hidup berbaur di rumah-rumah penduduk setempat.

Pemerintah daerah setempat, kata Erna, tampak terbebani sekali dengan keharusan menyediakan sarana hidup untuk mereka. Ini tidak salah, namun tidak bisa selamanya demikian karena tidak mendidik serta bisa menimbulkan bentuk ketergantungan baru.

"Jalan keluar terbaik, seyogianya mereka pulang kembali ke tempat asal mengungsi. Akan tetapi, ini tampaknya akan sangat sulit dan tidak bisa dipaksakan.

Pemerintah kini sedang menyusun cara agar mereka dimungkinkan ke tempat baru, tentu dengan segala keterbatasan. Mereka akan mendapat subsidi pembangunan rumah, bisa mencari nafkah yang tidak jauh dari cara hidupnya dahulu. Misalnya nelayan, jangan dipaksa jadi petani," tutur Erna.

Terhadap program ini, lanjutnya, pemerintah tidak memiliki dana, tetapi berusaha menyediakan dengan memanfaatkan dompet lain. Pemerintah juga melakukan fund rising dari sumber-sumber dana di luar negeri, termasuk PBB dan dana hibah dari negara donor. (ody)


Berita iptek lainnya: