back
Serambi KAMPUS https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

JAWA TIMUR
Selasa, 22 Agustus 00
Surabaya Post


Penemuan Dekan Baru FMIPA Universitas Brawijaya
Pantau Kualitas Air dengan Sistem Flow Injection Analysis

Malang - Surabaya Post

Untuk memantau kualitas air sungai, Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Universitas Brawijaya tengah merancang alat yang semuanya menggunakan sistem komputerisasi. Sistem itu menggabungkan FIA (Flow Injection Analysis) dengan alat lain.
Sistem FIA sebenarnya sudah ada, tapi belum pernah ada yang menggabungkannya dengan alat lain. Dengan sistem FIA terpadu, alat pemantau akan mengambil air sendiri sebagai sampel dan melakukan pengukuran sendiri.
"Monitoring kualitas air sungai akan berlangsung secara otomatis dan kontinyu. Kita bisa menyetel alat itu, sehingga pengambilan sampel bisa per menit atau per jam," kata Dekan FMIPA Unibraw, Ir Adam Wiryawan MSc, di kampus PTN setempat, Senin (21/8).
Hal itu dia katakan usai dilantik sebagai Dekan FMIPA menggantikan Dr Sutimana. Penunjukan Adam sudah melalui proses seleksi yang melibatkan dosen, karyawan, dan mahasiswa. Malah dia sempat diarak naik becak usai acara pelantikan.
Menurut dekan baru FMIPA itu, alat rancangannya untuk memonitor kualitas air sungai belum selesai sepenuhnya. Alasannya, keterbatasan danalah yang membuat alat itu belum bisa dirangkai.
Nantinya alat tersebut dapat membuat air masuk ke saluran yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Artinya, air yang mengandung logam berat akan masuk ke kelompoknya sendiri, dan air yang mengandung pH tinggi juga masuk ke kelompoknya sendiri.
Kalau pengambilan sampel dilakukan manual oleh manusia, maka bisa saja data yang diperoleh kurang akurat. Kemungkinan tersebut gampang terjadi karena air sungai selalu mengalir.
"Mungkin saat diambil sebagai sampel, air memang mengandung logam berat, tapi besoknya sudah tidak ada. Dengan sistem FIA nanti kondisi air akan termonitor terus," ujar ayah tiga anak, kelahiran Bondowoso, 21 Juni 1958 itu.
Soal kondisi air Kali Brantas, menurut pakar Kimia Analitik itu, kualitas air Kali Brantas yang ada di Malang masih bagus. Namun makin menuju hilir, setelah melewati Kediri, Mojokerto, Driyorejo (Gresik), dan Surabaya, kualitasnya kian rendah.
"Itu karena di Kediri hingga kota-kota lain (menuju hilir) banyak pabrik yang membuang limbahnya ke sungai Brantas," tutur sarjana Ilmu Tanah Unibraw itu. (dia)