back
Serambi KAMPUS https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

JAWA TIMUR
Rabu, 26 Juli 00
Surabaya Post


Kalitbang Depdiknas: Kopertis Dihapus Setelah PTN-PTS Diakreditasi

Malang - Surabaya Post
Kepala Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (Kalitbang Depdiknas), Dr Yahya Umar mengatakan, Pemerintah berencana menghapus kopertis (koordinator perguruan tinggi swasta) setelah seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta (PTN/PTS) diakreditasi.
"Jika akreditasi yang selama ini dilakukan Badan Akreditasi Nasional (BAN) berjalan lancar, maka kehadiran kopertis tidak diperlukan lagi," kata Doktor Yahya Umar kepada wartawan di kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (25/7) siang.
Kehadiran Kalitbang Depdiknas itu terkait dengan simposium pendidikan bertema "Rekonstruksi Profesi Guru dalam Kerangka Reformasi Pendidikan" yang digelar dua hari, 25-26 Juli.
Rencana penghapusan kopertis itu, lanjut Kalitbang Depdiknas, dimaksudkan untuk menyamakan paradigma. Jika dulu yang diakreditasi hanya PTS, kini PTN pun harus diakreditasi. Bahkan, banyak program studi di PTN yang tidak lulus akreditasi.
Di samping itu, Pemerintah akan memberikan kebebasan kepada guru untuk berkreasi. Karena itu mereka tidak diharuskan mengikuti standar proses atau cara melakukan proses belajar mengajar (PBM), tapi yang lebih ditekankan adalah standar hasil.
"Guru-guru tidak harus mengikuti cara yang sama atau menggunakan guru yang sama dalam mengajar. Mereka bebas melakukan caranya, asal hasilnya sesuai standar yang ditetapkan pemerintah," tambahnya.

Belenggu Guru
Realitas selama ini, menurut Kalitbang Depdiknas, menunjukkan kebijakan tentang guru sangat sentralistik. Banyak peraturan yang terlalu membelenggu kreativitas guru.
"Ini yang harus diubah. Karena ini kini yang difokuskan pemerintah adalah menyamakan hasil dan menyerahkan cara yang akan digunakan kepada guru," tandasnya.
Keseragaman itu juga sempat dilontarkan pakar pendidikan dari Universitas Negeri Malang (UM), Prof Dr I Nyoman Sudana Degeng. Bahkan dia menilai, keseragaman itulah yang telah memberangus keragaman.
Menurut dia, selain kebebasan, hal penting yang dapat menumbuhkan keinginan belajar adalah kesadaran akan realitas. Artinya, guru pun harus menyadari dirinya juga mempunyai kelemahan, di samping kekuatan.
Lingkungan belajar yang bebas dan didasari kesadaran itu akan menumbuhkan sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar. Belajar akan dilihat sebagai aktivitas yang menyenangkan. (dia)