back
Serambi KAMPUS https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Webmaster

R. Iskandar Zulkarnain
Chief Executive Editor

Informasi

PadepokanVirtual

URL

http://w3.to/padepokan
http://welcome.to/madura
http://travel.to/kampus

Surabaya Post
OPINI - Minggu, 02 April 00

Pengobatan Alternatif Sengat Lebah
Prof H M. Hembing Wijayakusuma

MESKI kedokteran Barat dan Timur mengalami kemajuan gemilang dengan teknologi canggih dan penemuan-penemuan para penelitinya, namun masih banyak penyakit yang belum dapat disembuhkan secara tuntas dan sempurna. Sehingga pengobatan alternatif masih tetap dianggap perlu.
Misalnya salah satu terapi dengan sengatan lebah (tawon/bee) dan akupunktur, berdasarkan hasil pengalaman sekitar 40 tahun, dapat mengobati suatu jenis penyakit. Praktiknya dengan cara memberi rangsangan pada titik-titik akupunktur melalui sengatan dan bisa lebah, bukan dengan jarum akupunktur.
Hasil penelitian terhadap terapi itu, ternyata cukup sukses dan efektif, yaitu dengan menghasilkan kekuatan rangsangan yang lebih kuat dan lebih lama, serta terbukti dapat mengatasi berbagai gangguan penyakit.
Bisa lebah merupakan bahan alami dari lebah madu. Cairan ini disengatkan lebah ke dalam lapisan kulit mangsanya jika lebah sedang marah atau merasa terganggu, misalnya dalam 500 sengatan dalam waktu yang berdekatan.
Bisa lebah juga dapat membawa kematian, meski ada juga orang yang mampu menahan sampai 5.000 sengatan, tapi hal ini sangat jarang. Dan hal ini telah terjadi kelebihan dosis, apa pun yang berlebihan biasanya akan menimbulkan (efek) ketidakbaikan.
Bisa lebah terdiri dari berbagai komposisi biokimia sehingga dapat mengatasi suatu penyakit. Bisa lebah secara kimia sangat rumit, dan mengandung beberapa zat aktif biokimia dan farmakologis, seperti histamine, dopamine, melittin apamin, peptide-M, minimine, dan enzime phospsolipase A.
Bisa lebah merupakan cairan bening dengan rasa tajam dan pahit, berbau wangi, bereaksi asam, dan mempunyai gaya berat jenis 1.1313.
Bisa dapat mengering dengan cepat pada suhu ruangan biasa, bahkan bisa dapat efektif dan aktoif serta memberi efek nyata, tak hanya menyebabkan suatu reaksi daya hyperemia pada permukaan kulit, tetapi juga di jaringan-jaringan yang lebih dalam.
Bisa lebah tak dapat diresapi oleh selaput lendir seperti saluran pencernaan, fermentasi ludah, lambung, dan usus, karenanya tak berfungsi dan tak menimbulkan efek bila ditelan. Ini berarti bisa lebah tergolong dalam kelompok Colloidal.
Gejala dari sengatan lebah ini tergantung pada jumlah bisa yang disuntikkan. Jika disengat lebah madu, reaksi setempat menimbulkan rasa panas, gatal-gatal yang diikuti pembengkakan berwarna putih pada daerah yang terkena sengatan yang kemudian menjadi merah dan seterusnya menghilang dalam beberapa jam.

Efektif bagi Rematik

Bisa lebah berpengaruh pada cortisol yaitu hydrocortisone, histamine, adrenalina, noradrenaline, meningkatkan fungsi sirkulasi cortisol, dan ini sangat efektif bagi pengobatan penyakit rematik dan rheumatodarthritis.
Bisa lebah juga berkhasiat untuk meregulasi ketegangan sistem saraf dan menormalkan kegiatan cortex cerebral dan meningkatkan daya kontraksi otot jantung, mempunyai sifat khusus sebagai anti arrhythrnia.
Bisa lebah dapat juga digunakan untuk pengobatan cardiovascular failure, cardiogenic shock atau syndrome kemunduran fungsi jantung. Zat cardipep bisa lebah adalah aktivitas peptide pada jantung untuk meningkatkan daya kontraksi otot jantung, anti arrhythma, menormalisaikan kemunduran fungsi jantung dan mencegah kerusakan pembuluh darah.
Bisa lebah mengandung cytotoxin yang dapat menghambat aktivitas sel tumor. Balai Penelitian Penyakit Kanker di Berlin (Jerman) membuktikan, bisa lebah berfungsi sebagai antitumor karena mengandung melilitin dan pshosphatidase A2 yang dapat melarutkan microsom sel dan menghambat pertumbuhan serta merusak proses suplai oksidase.
Fungsi farmakologi melilitin bermula dari gangguan terhadap selaput sel yang mengakibatkan perubahan pada posphosphatidase dan menyebabkan hernolysis. Bisa lebah dapat meningkatkan aktivitas profibrinolysin dan dapat menghambat terbentuknya thromboplastin, mencegahh atheselerosis, dan emboli trombus.

Jangka Panjang

Pemakaian bisa lebah dapat dilakukan dalam jangka panjang, tidak mengakibatkan pembesaran kelenjar atau kemunduran pada pituitary atau kelenjar di bawah otak atau adrenalin. Bisa lebah juga sangat berpengaruh terhadap sistem saraf dan saraf jantung.
Menurut penelitian Heinrich Mack Nach, sangat lebah dikenal dapat memberi efek nyata pada pengobatan bermacam jenis penyakit. Daya hyperemianya tak saja pada permukaan tubuh, melainkan juga di jaringan-jaringan yang lebih dalam.
Prinsip kedokteran, sebelum mengobati, seseorang terlebih dulu harus dilakukan diagnosis penyakit untuk mengetahui penyakit yang diderita pasien. Baru kemudian dilakukan terapi. Dan sebelumnya juga harus disiapkan konsep terapi lengkap dengan penentuan titik-titik akupunkturnya serta pemberian obat sesuai hasil diagnosis.
Untuk mengetahui pasien itu hipersensitif atau tidak, sebelumnya dilakukan tes alergi yang ditunggu kurang lebih 15 menit untuk melihat reaksinya.
Bila pasien hipersensitif terhadap bisa lebah, maka terapi akupunktur kombinasi dengan bisa lebah tidak boleh dilanjutkan. Tetapi jika reaksinya biasa, pengobatan boleh diteruskan.
Pengobatan kepada pasien yang menderita sakit ringan cukup dengan empat atau enam sengatan. Tapi bagi pasien yang menderita sakit berat dan juga mengidap beberapa penyakit lainnya, dapat diberikan 25.030 sengatan.
Jenis lebah yang dapat digunakan pada terapi akupunktur kombinasi dengan bisa lebah antara lain, lebah madu. Jenis lebah ini dapat dipelihara dan menghasilkan madu. Sifat lebah ini baik dan tidak galak. Jenis lebah inilah yang digunakan untuk terapi akupunktur kombinasi dengan sengatan lebah.
Penyakit yang sangat efektif diobati dengan pengobatan bisa lebah antara lain rematik, keseleo, dan nyeri saraf. (Anspek)

atas