JAWA TIMUR
Selasa, 29 September 1998

Surabaya Post

Dana yang disediakan pemerintah bagi Kab. Bangkalan sebesar Rp 800 juta untuk kredit usaha tani (KUT) pada anggaran 1998/1999, baru terserap sekitar Rp 100 juta. Ada keengganan mengembalikan kredit itu karena berbunga.
"Kredit yang cukup besar ini diharapkan bisa dimanfaatkan petani untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Kalau ini berhasil, stok beras akan memadai," kata Kakandep Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah, Ir Midyansyah Baslan didampingi Kabag Humas, Drs Moh. Arifin, di kantornya, Senin (28/9) siang.
Sementara Bupati Bangkalan, Moh. Fatah, dalam suatu kesempatan menyatakan keheranan kredit itu tidak tersalurkan seluruhnya. "Katanya petani tidak mau karena KUT berbunga. Ini bisa dimaklumi, di Madura kalau kredit berbunga petani enggan mengambilnya," katanya.
Dana kredit, kata Midyansyah, masih tersimpan di BRI Cab. Bangkalan selaku penyalur kredit. "Kami belum mengetahui secara pasti kenapa belum terserap seluruhnya," ujarnya.
'Nyantol'
Dari informasi yang diterima Surabaya Post, belum tersalurkannya seluruh kredit itu, ada banyak faktor. Di antaranya selama ini KUT yang diterima petani melalui KUD banyak permasalahan, di antaranya nyantol di pengurus, perangkat (desa dan kecamatan), juga petani sendiri.
Pemerintah kemudian menghapuskan tunggakan kredit di petani.
"Sebenarnya penghapusan tagihan kredit yang macet di petani, dimaksudkan untuk merangsang petani tetap mengambil kredit itu.
Sedang kredit yang nyantol selain di petani, tetap ditagih. Namun kenyataannya KUT tidak terserap secara utuh," kata Midyansyah.
Menurut dia untuk menggairahkan petani agar meningkatkan produksinya telah dilakukan penyuluhan oleh petugas Depkop/PKM, Deperta, dan instansi terkait. Juga telah diturunkan beberapa tenaga pendamping (sarjana/mahasiswa) di tujuh KUD masing-masing tiga orang selama beberapa bulan.
"Secara mikro bisa menggairahkan KUD itu, secara makro mereka akan memberikan pengarahan masalah perekonomian pada masyarakat setempat. Sehingga nantinya masyarakat terutama petani bisa meningkatkan usaha pertaniannya," harapnya.
Belum diketahui berapa luas lahan pertanian yang tidak ditanami oleh petani. (kas)