back
Serambi KAMPUS https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Webmaster

R. Iskandar Zulkarnain
Chief Executive Editor

Informasi

PadepokanVirtual

URL

http://w3.to/padepokan
http://welcome.to/madura
http://travel.to/kampus

Media Indonesia
Mediatek - Kamis, 24 Agustus 00

Distribusi Konvergensi Teknologi
Oleh Kemal Sudiro *)

Pada suatu waktu teman saya bertanya, di manakah lokasi Kantor Pusat (Headquarter kantor saya. Saya jawab, "Kantor saya tidak memiliki apa yang namanya Kantor Pusat serta Kantor Cabang."

Itu adalah suatu fakta walau kantor saya mempunyai kantor yang tersebar di 48 negara dengan jumlah personel lebih dari 65 ribu orang yang tersebar di seluruh dunia.

Dengan nada ingin tahu kemudian kawan saya bertanya lagi, "Lalu di manakah para CEO & pimpinan perusahaanmu berkantor?"

Jawaban saya, "Juga tersebar di beberapa negara."

Memang perusahaan ini sedikit lain daripada umumnya. Homebase (atau daerah asal) CEO saya adalah di Houston, Texas, Amerika sana. Namun, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di New York (USA). Bahkan level yang lebih rendah, seperti manajer pemasaran saya, atasan langsungnya di Kuala Lumpur. Lalu atasan dia lagi, ada di London. Dengan konvergensi teknologi dan komunikasi, kami dapat saling berkomunikasi dan mengakses data kepada seluruh personel dengan mudah dan murah. Canggih! Saya katakan bahwa kelak tak lama lagi ini akan menjadi hal yang umum bagi dunia usaha yang berpikir global.

Contoh di atas adalah suatu gambaran pemanfaatan konvergensi teknologi (penggabungan bidang teknologi telepon, TV, Fax, internet/intranet, EDI) dan komunikasi, akan sangatlah berperan dalam melakukan usaha dalam era serba "e" (baca: elektronik) ini.

Bagaimana kita dapat mengambil keuntungan dari konvergensi teknologi dan komunikasi tersebut? Contohnya adalah kantor saya tadi yang telah mengaplikasikan kemajuan teknologi tersebut. Kami dapat saling berkomunikasi dan dapat saling mengakses data melalui server-server kami yang saling berhubungan satu dengan lain antarkantor kami. Dengan integrasi data yang berada di server yang dapat saling terhubung di atas jaringan telekomunikasi, maka ini berdampak pada suatu perubahan yang mendasar. Semua ini dapat dilakukan dengan mudah tanpa batasan demografi dan waktu.

Saya sendiri pernah mengikuti sebuah training selama 5 hari bersama 12 orang dari Kota Jakarta, Kuala Lumpur, Tokyo, Johanesburg, Bundapest, dan Dubai. Bedanya dengan sistem pelatihan yang berkumpul dalam satu ruangan, saat itu kita ber-12 menjalankan virtual training.

Pelatihan jarak jauh ini sangat menarik karena kami dapat saling berhubungan/ berkomunikasi dengan teknologi canggih. Kami mulai belajar teori dasar yang terdapat di dalam virtual classroom, yaitu sebuah database yang kami akses secara elektronik. Lalu kami belajar sendiri di masing-masing kota dengan suatu patokan waktu, mengingat zona waktu yang berbeda. Kemudian masing-masing mengakses suatu kasus bisnis yang ada dari para peserta di masing-masing kota/negara.

Selanjutnya kami membahas bagaimana pengaplikasian metodologi penyelesaian persoalan-persoalan yang terdapat di kota masing-masing.

Pada umumnya kami berkomunikasi melalui e-mail atau berbasis tulisan yang harus kami save di server utama dari virtual classroom. Sehingga, setiap peserta dapat mengakses input penyelesaian persoalan.

Untuk yang berbasis percakapan dan tatap muka (tele dan video-conference), pelaksanaannya hanya beberapa kali bila peserta merasakan terdapat kekurangsempurnaan. Kita bisa membayangkan biaya yang dapat kita hemat atas konvergensi teknologi dan komunikasi ini.

Kata klise, tapi faktual, internet adalah basis media yang telah merubah segalanya menjadi sangat murah. Bahkan kita telah dapat melakukan percakapan telepon antarnegara melalui media ini dengan istilah internet-phone. Artinya, biaya sambungan lansung jarak jauh atau biaya percakapan internasional cukup melalui pembayaran percakapan lokal ke provider internet lokal.

Ini merupakan tantangan baru bagi para perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi & teknologi canggih skala global seperti AT&T, Alcatel, Deutsche, Telekom, Hong Kong Telecom IMS, Micrososft, Motorola, dan SONY yang harus berubah memikirkan aliansi konvergensi antara industri komunikasi, elektronik teknologi canggih, dan media-hiburan agar bersatu memanfaatkan perubahan ini.

Kita menyadari bahwa sebenarnya The Future is Now, sehingga memaksa kita untuk bertransisi dari era Industri memasuki era serba "e". Kita akan segera terbiasa mendengar kata eCommerce, eElectronic, eEnterprise, eBanking, eAction serta banyak "e" lainnya. Tentu dampak dari era ini ialah akan memberi kesempatan yang sangat terbuka untuk persaingan antara perusahaan-perusahaan menengah dan kecil dengan perusahaan besar.

Bagi perusahaan-perusahaan besar, lingkungan dunia usaha saat ini merupakan tantangan. Mereka akan berhadapan dengan pemain-pemain baru yang telah tahu cara memanfaatkan perubahan ini.

Definisi eCommerce sendiri ialah melakukan produksi, distribusi, pemasaran, penjualan, pengiriman jasa atau produk, hingga rekonsiliasi transaksi bisnis dengan menggunakan sarana elektronis. Kehadiran internet sebagai media interaktif merupakan terobosan era yang luar biasa dampaknya bagi perusahaan yang dapat memanfaatkannya. Akses finansial, sumber produk, serta pasar dapat diraih dengan sangat mudah serta murah. Artinya, Perusahaan Menengah dan Kecil dapat menjadi eEnterprise dalam memanfaatkan peluang ini untuk dapat bersaing, khususnya di pasar global dengan perusahaan-perusahaan yang sudah besar dan mapan.

Sebagai contoh yang sangat sederhana; sebuah toko buku lokal memasang sebuah komputer PC dan modem sehingga dapat menerima pesanan melalui e-mail dari seorang pelanggan tetapnya.

Memang kita sedang berada pada era tempat kita bertransisi dari era pasar produksi masal ke komoditi tidak lagi diproduksi untuk di-stock, namun lebih ke arah dibuat berdasarkan pesanan (made to order.

Secara fisik gudang-gudang besar telah digantikan oleh Web Site dan e-mail si perusahaan. Dengan contoh di atas kiranya ini dapat menggugah pikiran Anda untuk berpikir bagaimana kita dapat memanfaatkan kesempatan ini.

Kita tidak bisa lagi mempunyai sikap wait and see, karena segala perubahan dapat terjadi sangat drastis. Jadi mulailah untuk berpikir secara global tentang pemanfaatan peluang masa depan ini. Adalah tugas para perusahaan untuk mendistribusikannya secara merata.

*) Penulis adalah konsultan bidang Organization & Human Performance dari Andersen Consulting - konsultan global di bidang manajemen dan teknologi beralamatkan www.ac.com

atas