back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

Senin
11 Oktober 1999
Radar Madura


Dari Karapan Sapi Piala Presiden '99
Termegah dalam Sejarah Karapan Sapi

Sudah jadi tradisi di Madura, setiap tahun pasangan sapi andalan wakil dari empat Kabupaten se eks kresidenan Madura, berlaga di arena karapan sapi Piala Presiden. Kali ini Bangkalan mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah event tersebut. Ini suatu kebanggan, karena event tersebut bertepatan dengan persiapan PON XV 2000 Jawa Timur yang menggunakan karapan sapi sebagai salah satu logonya. Melihat dana yang dikeluarkan oleh pihak panitia maupun Pemda Bangkalan serta para sponsor, karapan sapi kali ini dapat dikatakan yang termegah dan termewah dalam sejarah karapan sapi. Dana yang dikeluarkan panitia hampir mencapai Rp 500 juta, baik unutk membuat sarana dan prasarana pendukung acara ini.

Gelar karapan sapi Piala Presiden ’99 di Bangkalan tergolong wah, apalagi pada saat krismon seperti sekarang. Bukan hanya dananya, melainkan juga berbagai acara pendukung bisa dibilang juga yang terlengkap. Misalnya, ada lomba sapi sonok, musik seronen pengiring sapi hingga sapi tercepat digelar dan diperlombakan dalam event kali ini.

Ajang karapan sapi kali ini adalah ajang paling bergengsi dan puncak final karena pasangan-pasangan sapi yang berlaga di sini adalah pasangan sapi yang lolos tahap seleksi tingkat kawedanan dan kabupaten.

Ke-24 pasangan sapi yang berlaga adalah wakil atau sapi terbaik dari kabupaten masing-masing. Dan selanjutnya akan dipilih juara atau sapi yang tercepat di Madura. Namun karena karapan sapi hanya ada di Madura, sapi yang menang, akan dinobatkan sebagai sapi tercepat di Indonesia.

Para peserta sudah mulai berdatangan ke Bangkalan sejak malam sebelum pertandingan, susul menyusul hingga pagi hari. Menurut seorang pemilik sapi, waktu kedatangan juga termasuk dalam upacara ritual sapi. ’’Hari dan jam memasuki arena sudah kami perhitungan sejak tiga hari lalu, dengan menggunakan kalender Madura. Bila salah menentukan waktu kedatangan, kami yakin hal itu akan mempengaruhi menang dan kalahnya sapi,’’ kata seorang pemilik sapi.

Demikian pula, saat mereka menginjakkan kaki di arena, para pemilik dan pengiringnya, melayani sapi-sapi mereka bak pasangan raja dan ratu. Sapi-sapi tersebut dirawat dengan diiringi tetabuhan yang khas dan berbau magis. Juga diiringi dengan doa-doa lainya yang intinya mengharap agar sapi kebanggaannya selamat dan memenangkan pertandingan.

’’Sapi yang akan berlaga ibarat berangkat atau turun ke medan perang. Demikian pula dengan jokinya, yang diarena akan mempertaruhkan nyawanya,’’ katanya.

Perawatan sapi kerrap itu untuk kalangan orang biasa pasti tidak masuk akal. Bayangkan, hanya dalam waktu seminggu, biaya perawatan bisa mencapai hingga Rp 15 juta. ’’Untuk orang yang tidak gemar memelihara sapi, tidak mungkin mau mengeluarkan biaya sebesar itu. Tapi bagi kami itu adalah kebanggaan,’’ kata pemilik sapi.

’’Saat nama kami (pemilik sapi, Red) disebut ketika pasangan sapi dipanggil untuk di-kerrap, kami merasa sangat bangga dan hal itu tidak dapat ditukar dengan uang. Itulah yang namanya kebanggan bagi kami,’’ tambahnya.

Hadiah yang disediakan panitia dalam karapan sapi kali ini juga terbesar. Total hadiahnya sebesar Rp 150 juta, berupa mobil, sepeda motor dan televisi. Hadiah-hadiah tersebut diperuntukkan bagi pemenang tiga jenis lomba. Yaitu lomba sapi sonok, lomba musik seronen dan sapi cepat (golongan menang dan kalah).

Namun bagi pemilik sapi, hadiah bukan yang utama. Apalagi, jika dibandingkan dengan besarnya biaya perawatan sapi. ’’Kemenangan sapi merupakan kebanggan dan dapat menaikkan status pemiliknya, sementara hadiah tidak menjadi ukuran,’’ kata seorang pemilik sapi asal Bangkalan.

Menurut pihak panitia karapan sapi, event kali ini diliput oleh lima stasiun televisi, stasiun radio dan berbagai media cetak yang sengaja diundang oleh pihak Lasindo. Acara tersebut dibuka oleh Bupati Bangkalan, Ir M fatah, dan Pembantu Gubernur bidang Kesra, Imam S.

Menyinggung soal total dana yang dikeluarkan panitia, wakil ketua panitia, Imam Mulyadi SH mengatakan, total biaya hampir mencapai Rp 500 juta, baik dari biaya promosi, perbaikan stadion, hadiah, panggung dan pendukung acara lainnya. (risang/bersambung)