back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

JAWA TIMUR
Selasa, 05 Oktober 1999
Surabaya Post


Lomba Karapan Sapi Bangkalan Kisruh

Bangkalan - Surabaya Post

Lomba karapan sapi tingkat Kab. Bangkalan, di stadion Senin (4/10) kisruh. Untuk menghindari bentrok antarpendukung, panitia menghentikan lomba di tengah jalan. Sehingga belum diketahui siapa juara yang bakal mewakili Bangkalan maju ke tingkat Karesidenan Madura memperebutkan piala Presiden RI.
Kekisruhan itu berawal dari persaingan dua pasang sapi, satu pasang mewakili pembantu Bupati Bangkalan dan satu pasang mewakili pembantu Bupati Sepulu. Dua pasang sapi saling kejar, sehingga saat tiba di garis finish terlihat nyaris sama.
Panitia akhirnya memutuskan hasil perlombaan draw. Namun pemilik dan pendukung dua pasang sapi, sama-sama tidak menerima hasil keputusan imbang ini. Keduanya saling ngotot dan menganggap sapinya yang menang.
Panitia mencoba menenangkan dua kubu yang saling mengklaim menang, namun tidak berhasil. Bahkan suasana bertambah kacau, apalagi penonton mulai semburat, ada yang lari, sebagian menuju tempat panitia yang diprotes dua kubu itu. Akhirnya, panitia memutuskan menghentikan pertandingan. Tidak ada keputusan siapa yang menang dan kalah.
"Terpaksa kami hentikan lomba yang memasuki babak final ini, dari pada ribut lalu bentrok, kan tambah runyam. Kami akan melaporkan masalah ini pada pak Bupati, dan mencari pemecahannya," kata H Ainur, salah seorang panitia yang juga Ketua Porkesap (Persatuan Olahraga Karapan Sapi), seusai membubarkan karapan sapi.
Ironisnya lagi, piala yang sudah disediakan panitia untuk tiga pasang sapi pemenang (atas) dan tiga pasang sapi pemenang (bawah), langsung jadi rebutan peserta. Padahal belum diketahui siapa pemenangnya. "Saya saja tidak dapat hadiah, diambil peserta lainnya. Padahal sapi saya menang. Ya memang susah kalau sudah begini," kata Ainur.
Karapan sapi memperebutkan piala bupati ini, berlangsung mulai Minggu (3/10). Pada hari pertama 30 pasang sapi mengikuti babak penyisihan. Sejak perlombaan digelar banyak protes mengalir ke panitia.
Bupati Bangkalan Moh. Fatah mengatakan, peristiwa itu terjadi karena kurangnya aparat keamanan yang bisa menetralisasi pada perlombaan. Akibatnya, banyak terjadi protes dari peserta selama dua hari.
"Untuk lomba tingkat Karesidenan, kami akan meminta bantuan dari beberapa kesatuan TNI," kata Bupati, seusai memberikan pengarahan pada Kepala Desa dan Lurah se- Bangkalan, di Pendapa, Senin (4/10). (kas)