back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

JAWA TIMUR
Senin, 22 November 1999
Surabaya Post


Pos Keamanan Laut Sapeken dan Kangean
Bergantung pada Bupati Sumenep

Sumenep - Surabaya Post

Harapan warga nelayan Kepulauan Sapeken dan Kepulauan Kangean yang menginginkan adanya Poskamla (Pos Keamanan Laut) di wilayahnya (Surabaya Post, 20 November), sangat bergantung pada Bupati Sumenep. Pasalnya, hanya rekomendasi bupati yang bisa dikabulkan terbangunnya Poskamla di wilayah kerjanya.
"Saya lebih menghargai, jika permintaan Poskamla datang dari Bupati setempat. Saya akan mempertimbangkan untuk menempatkan personel di Poskamla yang dimintanya," kata Pangarmatim Laksda TNI Adi Haryono, saat ditemui di anjungan KRI Teluk Berau 534, pekan lalu.
Pada dasarnya, keamanan laut memang tugas bersama segenap masyarakat. Namun, kata Laksda TNI Adi Haryono, pengamanan kawasan laut lebih strategis, bila di sebuah kawasan memiliki bangunan pendukung potensi kelautan.
Potensi kelautan, bisa berwujud pelabuhan perikanan, pelabuhan penyeberangan, pertambangan, dan kawasan tangkapan ikan bernilai ekonomis tinggi.
Jika ditinjau dari potensi kelautan, maka kawasan Kepulauan Sapeken memiliki aneka ragam potensi pendukung. Kepulauan Sapeken yang memiliki 32 pulau kecil lainnya, merupakan kawasan tangkapan ikan bernilai ekonomis tinggi. Semisal, ikan Tengiri jenis macan tutul, dan ikan Ekor Mas.
Nilai kedua jenis ikan (hidup) itu, di atas Rp 50 ribu/kg. Tak heran, belakangan ini muncul keramba-keramba ikan Tengiri di Kepulauan Sapeken. Sayangnya, keramba ikan itu untuk menampung Tengiri yang sebelumnya terkena bom ikan milik nelayan pendatang.
"Kami menyayangkan pengebom ikan. Bahan peledak itu, tidak hanya menjerat ikan Tengiri. Tapi, habitat laut di bawahnya hancur," sesal Faturachman. Tokoh nelayan di Pulau Sakala, Kec. Sapeken itu, sempat memimpin penangkapan perahun milik pengebom ikan.

Gas Alam

Selain kawasan ikan bernilai ekonomis tinggi, kawasan Kepulauan Sapeken memiliki potensi kelautan yang lain. Tambang gas alam di Pulau Pagerungan Besar dan Pulau Pagerungan Kecil, menyumbang devisa kepada kas negara.
Kepulauan Sapeken, juga memiliki pelabuhan perhubungan. Yakni Dermaga Sapeken yang mampu disandari kapal berbobot 100 DWT, seperi Kapal Penumpang "Perintis" rute Banyuwangi, Sapeken, Kangean, Sumenep.
"Jika Poskamla jadi dibangun di sini (Sapeken), maka jangkauan wilayahnya bisa ditarik ke arah Kepulauan Kangean," kata Faturachman. Potensi kelauatan di Kepulauan Kangean pun tidak kalah dengan Sapeken.
Pulau Kangean yang luasnya nyaris sama dengan luas Kab. Sampang (1.100 km2), terkenal dengan kayu Jati kualitas ekspor. Tokoh masyarakat Pulau Kangean (Kec. Arjasa), mengaku kerap melihat kayu Jati bertumbangan sekian hari. Kayu Jati itu kemudian dibawa truk ke arah Pelabuhan Batu Guluk (Kangean).
"Jika tidak diperiksa secara teliti, dikhawatirkan kayu Jati itu ditebang secara liar dan dipasarkan dalam perdagangan gelap," kata Daeng Syahabuddin, tokoh masyarakat Kangean.
Realita keamanan laut di Kepulauan Kangean dan Kepulauan Sapeken yang diprediksi tokoh masyarakat setempat sebagai kawasan "rawan" kejahatan, dinilai wajar jika dibangun Poskamla. Apalagi, petugas keamanan yang ada di Sapeken dan Kangean seperti "tidak berkutik" menghadapi pembom ikan dan penjarah kayu Jati.
"Untuk kepentingan negara dan rakyat Kangean, Poskamla memang kami butuhkan," tandas pria asal Bugis. Terkabul tidaknya harapan rakyat kepulauan itu, memang bergantung pada Bupati Sumenep. "Jika Pak Bupatinya minta, maka saya bangun Poskamla lengkap dengan personelnya," kata Pangarmatim Laksda TNI Adi Haryono. (ari)