back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

JAWA TIMUR
Sabtu, 20 November 1999
Surabaya Post


Nelayan Kangean dan Sapeken
Keluhkan Pengeboman Ikan

Sumenep - Surabaya Post

Warga nelayan yang bermukim di 21 pulau dalam kawasan Kepulauan Kangean dan Kepulauan Sapeken, Kab. Sumenep, berharap kepada jajaran TNI AL agar menindak dan menghentikan pelaku bom ikan di wilayahnya. Tiga bulan belakangan ini, pemburu ikan tengiri jenis macan tutul menghujani kawasan itu dengan bom ikan.
Belakangan ini perburuan ikan tengiri jenis macan tutul dengan menggunakan bom, kian marak. Pasalnya, harga tengiri (hidup) mencapai Rp 79.000/kg, sedangkan dalam kondisi mati Rp 10.000/kg. "Tingginya harga tengiri menjadikan kawasan kepulauan kami didatangi nelayan luar daerah," kata Faturachman, tokoh nelayan Pulau Sakala, Kec. Sapeken, pekan lalu.
Melihat kawasan laut tempat mereka mendulang ikan dihujani bom oleh nelayan pendatang, nelayan Pulau Sakala nekat memberi perlawanan. Perlawanan serupa dilancarkan nelayan Pulau Mamburit, Kec. Arjasa.
"Kami telah bosan memperingatkan mereka agar tidak ngebom lagi. Mereka malah melecehkan dengan melempar bom dekat perahu kami," kata Daeng Irham, tokoh nelayan Pulau Mamburit yang bertetangga dengan Pulau Kangean.
Perlawanan dari nelayan setempat, membuahkan tertangkapnya nelayan asal Pulau Raas. Nelayan Pulau Sakala sempat menahan nahkodanya. Perahu beserta peralatan bom ikan disita. Peralatan bom ikan terdiri atas, kompresor, selang plastik sepanjang 200 m, dan bahan baku bom beserta detonator.
"Awak kapal dan nakhodanya kami serahkan kepada polisi di Pulau Sapeken. Sedang peralatan bomnya, tetap kami tahan," aku Faturachman. Peralatan bom itu sengaja ditahan, untuk dimanfaatkan warga Pulau Sakala membangun dermaga perahu.
Faturachman berencana ngebom bukit kapur di pedalaman Pulau Sakala. Bebatuannya akan dimanfaatkan membangun dermaga mini. "Karena belum memiliki dermaga, pulau kami jarang disinggahi perahu penumpang rute Sapeken-Sakala," jelasnya.

Keramba

Pengamatan Surabaya Post saat mengikuti perjalanan Tim LEC (Leprocy Elimination Campaign) Depkes-TNI AL ke Kepulauan Sapeken dan Kepulauan Kangean, menunjukkan, belasan keramba ikan tengiri berdiri di tengah laut lepas.
Keramba ikan yang dibangun nelayan pendatang itu, sengaja mengambil jarak yang cukup jauh dengan permukiman nelayan setempat. Tujuannya, mengamankan hasil tangkapan ikan tengiri jenis Macan Tutul dari serbuan nelayan setempat.
Keramba ikan sengaja dibangun untuk menampung ikan tengiri yang mereka dulang lewat bom air. Setelah bom diledakkan, nelayan pendatang itu menyelam sembari menarik jala. Ratusan tengiri mereka sapu bersih.
"Sebagian ikan tengiri yang terkena bom, hanya pingsan. Untuk menyegarkan kembali, ikan itu dipindah ke keramba di tengah laut," jelas Daeng Irham.
Daeng mengatakan, pola penangkapan ikan tengiri lewat bom ikan tersebut, hampir setiap hari dipertontonkan nelayan pendatang itu. Melihat makin maraknya praktik bom ikan, Daeng Irham beserta nelayan permukiman Kepulauan Kangean dan Kepulauan Sapeken, berharap TNI AL membangun Poskamla (Pos Keamanan Laut).
"Kami akan konfirmasikan harapan nelayan kepada pimpinan," kata seorang anggota Satintel Armatim (Armada Timur), yang kebetulan ikut rombongan Tim LEC Depkes-TNI AL. (ari)