back
Serambi HOBI PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Minggu
26 Desember 1999
Suara Pembaruan


Sepintas Sejarah Filateli Indonesia

JAKARTA - Tak terasa, sesaat kita lagi kita tahun 1999 akan kita lewati dan memasuki tahun 2000. Pergantian tahun kali ini, bukan sekadar mengganti dua angka dari empat digit angka tahun, tetapi sekaligus keempat digit berganti.

Peristiwa bersejarah seribu tahun sekali ini, tak heran merupakan hal yang cukup spektakuler dan disambut berbagai pihak dengan bermacam-macam acara. Kalangan filatelis di berbagai belahan dunia, juga ikut menyambut secara filatelistis. Ada penerbitan prangko khusus seperti di Indonesia, ada kantor pos yang menyediakan cap pos khusus, penerbitan kartu pos istimewa, dan sebagainya.

Sejumlah media massa khusus filateli maupun penulis filateli di berbagai negara, bahkan menyiapkan edisi khusus berupa catatan-catatan sejarah penting dalam aktivitas filateli. Di Indonesia, sejarah filateli diperkirakan dimulai tak lama setelah penerbitan prangko pertama tahun 1864, ketika itu masih bernama Hindia Belanda (Nederlands Indie).

Seperti disebutkan dalam buku Mengenal Seluk Beluk Filateli (PP PFI, 1994), sejak saat itu makin banyak penerbitan prangko di Indonesia. Sementara pengumpul prangko mula-mula masih terbatas pada orang-orang Belanda dan orang Eropa lain. Tetapi, lambat laun kaum bumiputera juga mulai menyukai kegemaran yang kemudian dikenal dengan nama ''filateli'' itu. Pada 29 Maret 1922 di Batavia (sekarang bernama Jakarta), berdirilah perkumpulan filateli yang diberi nama Vereniging van Postzegelverzamelaar in Nederlands Indie (VPNI).

Selain mengadakan kegiatan tukar-menukar prangko, perkumpulan itu juga menerbitkan buletin dalam Bahasa Belanda. Ketika Jepang masuk, praktis semua kegiatan filateli di Indonesia terhenti. Kalaupun masih ada yang melanjutkan dengan membuat sampul peringatan dan Sampul Hari Pertama (SHP) prangko-prangko pendudukan Jepang, hanyalah dilakukan perorangan.

Indonesia Merdeka

Setelah Indonesia merdeka, perkumpulan filateli mulai dihidupkan kembali. Awalnya, masih menggunakan Bahasa Belanda, dan dinamai Algemene Vereniging voor Philatelisten in Indonesia (AVPI). Tahun 1953, nama itu berubah menjadi Perkumpulan Umum Philatelis Indonesia (PUPI).

Pada masa yang hampir bersamaan, di Bandung berdiri pula Yayasan Pengumpul Prangko Indonesia (YPPI). Namun, organisasi ini tak bertahan lama. Sedangkan PUPI, pada tahun 1965 berganti nama menjadi Perkumpulan Philatelis Indonesia (PPI). Tahun 1985, nama itu berganti lagi menjadi Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI).

Sejak 1976 filatelis-filatelis Indonesia mulai teratur mengikuti pameran yang bersifat kompetitif. Bahkan, untuk pameran tingkat internasional, sampai saat ini PFI telah tiga kali menjadi penyelenggara. Masing-masing, ''Indopex '93'' di Surabaya (1993), ''Jakarta '95'' di Jakarta (1995), dan ''Indonesia '96'' di Bandung (1996).

Berbagai aktivitas dilakukan filatelis Indonesia dan memasuki tahun pertama tahun 2000-an, PFI sekali lagi akan menjadi penyelenggara pameran internasional. Kali ini, Pameran Filateli Sedunia ''Indonesia 2000'', yang akan diadakan di Jakarta Convention Centre, 15-21 Agustus 2000.

Pengalaman di masa lalu, tentu akan menjadi bekal dalam penyelenggaraan mendatang. Lebih dari 300 peserta pameran yang berasal dari 53 negara akan tampil di ''Indonesia 2000''. Inilah tambahan catatan sejarah filateli Indonesia. (B-8)