Rabu 070499, NASIONAL - Singkawang Normal, 101 Perusuh Ditangkap: Ikamra Minta Kapolda Dicopot

back
Serambi MADURA	PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

NASIONAL
Rabu, 07 April 1999
Surabaya Post

Singkawang Normal, 101 Perusuh Ditangkap:
Ikamra Minta Kapolda Dicopot

Pontianak - Surabaya Post

Setelah terus-menerus dilanda kerusuhan, kondisi Singkawang Selasa (6/4) sore terlihat normal kembali. Bahkan petugas keamanan berhasil menangkap 101 perusuh yang diduga akan membuat kekacauan di Singkawang.
Hal itu dikatakan Kapolda Kalbar Kol Pol Drs Chaerul Rasjid SH yang dihubungi per telepon, Selasa malam. Dalam dua hari terakhir ini pihak kepolisian juga berhasil menyita puluhan senjata otomatis di samping senjata tajam.
Dengan demikian, jumlah perusuh di Kab. Sambas yang sudah ditangkap sudah mencapai 171 orang. Sebelumnya pihak berwajib menangkap 70 orang sebelum kerusuhan di Kab. Sambas meluas. "Setelah perusuh kita lawan, ternyata mereka mundur dan Singkawang normal kembali," kata Chaerul.
Kapolda Kalbar juga mengakui dalam upaya memulihkan kota Singkawang dari tindakan anarkis, pada Selasa siang terjadi pembakaran rumah di Kec. Sungai Duri. Lima rumah dibakar kelompok warga dari pedalaman Kalbar.
"Catat juga, pihak berwajib telah menangkap 21 orang perusuh warga keturunan," kata Kapolda.
Dengan normalnya kota Singkawang, mulai Selasa siang jalur jalan raya dari Singkawang ke kota Sambas juga mulai pulih. Angkutan bus mulai terlihat. "Saya tak khawatir lagi, sekarang dapat bepergian," ujar seorang warga di Pemangkat.

Tuntut Mundur

Sementara itu, adanya kerusuhan antar-etnis di Sambas ini Ikatan Keluarga Madura (Ikamra) Jatim H Ali Badri Zaini menuntut Kapolda Kalimantan Barat Kol Pol Drs Choirul Roshid mengundurkan diri dari jabatan karena dinilai tidak becus dalam menuntaskan kerusuhan di Sambas.
"Meletusnya kembali kerusuhan yang menyebabkan tewasnya warga Madura, menunjukkan Kapolda Kalbar tidak becus. Kami melihat, Kapolda harus bertanggung jawab dengan mengajukan pengunduran diri. Kalau tidak bersedia, Kapolri harus mencopot Kapolda Kalbar dari jabatannya," kata Ali Zaini, Selasa (6/4) kemarin.
Zaini menambahkan, saat mengunjungi Sambas untuk memberikan bantuan kemanusiaan juga didapatkan data yang menunjukkan ketidaknetralan Kapolda Kalbar dalam menangani pertikaian etnik di Sambas.
"Ketidaknetralan ini yang membuat penanganan kasus Sambas jadi lamban. Bahkan laporan kami tentang keberadaan 52 provokator di Sambas tidak mendapatkan tanggapan. Karena itu keberadaan Kapolda Kalbar tidak layak lagi dipertahankan," tegasnya.
Tuntutan agar Kapolda Kalbar mengundurkan diri, kata Zaini, juga didasarkan kondisi di Singkawang yang masih mencekam.
"Kami juga mempertanyakan mengapa konflik di Sambas kurang mendapat tanggapan serius dari pakar dan tokoh masyarakat. Ada apa ini?," katanya. (Ant, dek)

top