back
Serambi KAMPUS https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Webmaster

Iskandar Zulkarnain
Chief Executive Editor

Informasi

PadepokanVirtual

URL

http://w3.to/padepokan
http://welcome.to/madura
http://travel.to/kampus

detikcom
Rabu, 22 Maret 2000

Budi Rahardjo:
Konsep Bandung High-Tech Valley Akan Tingkatkan Devisa Negara

Reporter & Fotografer: Donny B.U.

detikcom - Bandung Bagaimana caranya supaya nilai ekspor kita yang tahun ini berada pada posisi 3 milyar US dollar bisa menjelma menjadi 30 milyar pada tahun 2010? "Untuk itulah konsep Bandung High Tech Valley (bhtv) diluncurkan," ungkap Budi Rahardjo sebagai salah satu motor penggerak bhtv memberikan solusi atas pertanyaan di atas.

Menurut dia, Indonesia perlu meningkatkan devisa non-migas. Ada 3 jenis komoditi ekspor unggulan yaitu kayu, tekstil dan elektronika. "Saat ini bagaimana caranya agar produksi elektronika kita dapat secara optimal mengisi devisa negara", ujar Budi saat ditemui oleh detikcom dan Pikiran Rakyat disela-sela acara seminar e-commerce di Bandung, Selasa (21/3/2000).

Selain sebagai penggerak konsep bhtv, Budi Rahardjo juga merupakan dedengkot hacker Indonesia, petinggi IdNic, pendiri ID-CERT (Indonesian Center of Emergency Response Team) dan staf pengajar elektronika ITB. Apakah Budi seorang hacker? "Iya, saya hacker!" ujar dia. "Tetapi saya bukan cracker yang kerjanya merusak. Saya ini hacker old school alias menganut aliran lama atau kuno," tambah dia seraya menyesalkan kini hacker konotasinya menjadi negatif.

Kembali ke masalah bhtv, Budi menampik anggapan bahwa konsep yang diusungnya adalah seperti cybercity. "BHTV bukan kawasan industri atau real estate," jelas dia. Dijelaskan pula bahwa bhtv bukanlah sebuah proyek dan kegiatan tetapi lebih kepada sebuah perencanaan dan strategi. Untuk itu, tidak diperlukan kantor dalam bentuk fisik. "Kantor sementara sih ada, berfungsi apabila ada orang yang ingin tanya-tanya tentang bhtv," ujar dia seraya menunjukkan PAU Mikro ITB sebagai kantor sementara tersebut.

Dengan Bandung sebagai jangkarnya, maka diharapkan ditemukan solusi bagaimana menumbuhkan industri yang berhubungan dengan elektronika di Indonesia. Selain itu diharapkan dapat mendekatkan antara pemilik modal dengan pemilik teknologi, sehingga bisa dilakukan transaksi yang saling menguntungkan. BHTV yang untuk dana operasional seluruhnya didapat dari hasil swadaya, tidak akan menjelma menjadi sebuah badan resmi dalam bentuk apapun.

"Komponen ekspor elektronika itu ada beberapa, misalnya semi conductor, IT, communication devices, consumer electronic goods", ujar Budi. "Target bhtv adalah untuk meningkatkan ekspor demi pemasukan devisa negara, membuka lapangan kerja baru dan yang tak kalah pentingnya adalah memberdayakan SDM dalam bidang teknologi," papar dia.

Menurut Budi, BHTV tidak hanya untuk Bandung saja tetapi untuk seluruh Indonesia. Mengapa menggunakan kata-kata 'Bandung'? "Karena yang mengerjakannya adalah orang-orang Bandung, bukan harus di Bandung" kata Budi seraya menambahkan apabila orang Jakarta atau Bali misalnya ingin membuat konsep yang sama, silakan saja. "Akan kami dukung," tegas Budi.

Menurut Budi, kota Bandung memiliki keunikan tersendiri. Banyak perguruan tinggi berada di kota kembang tersebut, sebutlah ITB, UNPAD, UNPAR, UNISBA, STT Telkom, IKIP dan lainnya. Selain itu terdapat lembaga penelitian semisal PPAU Mikroelektronika, LIPI, RISTI dan MIDC). Lalu industri high-tech pun banyak mangkal, seperto PT Telkom, POS, Telnic, CMI, LEN, dan sebagainya.

Sebenarnya, konsep BHTV adalah menjadikan Bandung sebagai jangkar untuk sebuah "koridor Cipularang" yang dimulai dari Cilegon, menuju Jakarta, kemudian Cikarang, Purwakarta, Padalarang, dan akhirnya Bandung. Di sepanjang koridor Cipularang tersebut diharapkan ada industri-industri elektronika yang sifatnya besar (PMA) dan kecil menegah.

Ketika ditanyakan oleh detikcom apakah konsep bhtv disiapkan untuk menyongsong peraturan otonomi daerah yang akan segera diberlakukan, Budi menjawab "Kebetulan saja (konsep bhtv - Red.) bersamaan waktunya dengan otonomi daerah. Masing-masing dari kita harus concern dengan daerahnya."

Yang utama, masih menurut Budi, diharapkan apabila konsep bhtv ini berjalan, maka salah satu yang diuntungkan adalah sinergi antara pihak kampus dengan pihak industri. Sekedar contoh, nanti sebuah perguruan tinggi akan melakukan penelitian berdasarkan permintaan industri dan dapat pula sebagai pihak yang netral ikut menyuarakan aspirasi industri kepada pemerintah.

Selain itu pihak industri dapat menggunakan fasilitas kampus dengan cara menyewa dan dapat memberikan masukkan kepada kampus mengenai perkembangan dan kebutuhan pasar. "Intinya adalah untuk menjaring investor," ujar Budi menutup perbincangan.

atas