UTAMA
Selasa, 22 September 1998

Surabaya Post

Gubernur Jatim Imam Utomo sempat gusar, karena beras OP (operasi pasar) tak ada sama sekali di pasar tradisional Kab. Sampang. Kondisi serupa juga terjadi di pasar tradisional Kab. Bangkalan.
Imam memerintahkan, Selasa (22/9) ini, Dolog sudah menggelontor pasar dengan beras OP yang dibutuhkan rakyat. Imam juga menyentil Bupati Sampang Fahdila Budiono yang dinilai kurang memberi perhatian pada program penyediaan beras murah.
"Pak Bupati jangan hanya duduk di belakang meja. Tolong tiap hari, diluangkan waktu untuk mengetahui perkembangan harga sembako, khususnya beras," kata Imam saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar Sampang, Senin.
Mengeluh
Sentilan Imam dilontarkan begitu mengetahui beras OP sama sekali tak ada di pasar Sampang. Saat itu pedagang mengeluh pada Imam karena tak bisa menjual beras OP. Kondisi ini memaksa rakyat membeli beras lokal yang harganya Rp 2.600,00/kg hingga Rp 4.200,00/kg.
Mendapat keluhan masyarakat, Gubernur langsung memerintahkan Kasub Dolog Madura, Slamet segera membanjiri pasar dengan beras OP. "Saya minta besok --Selasa hari ini-- pedagang bisa membeli beras OP. Minta kiriman pada Kadolog Jatim jika tidak ada stok. Jangan sampai pedagang dan rakyat tidak bisa membeli beras OP," kata Imam.
Setelah mendengar perintah gubernur, Kasub Dolog Madura menjelaskan, selama ini beras OP di Kab. Madura hanya disalurkan melalui pondok pesantren dan koperasi di kawasan pesisir.
Mendapat jawaban itu, Imam mengatakan, kalau pondok pesantren dilibatkan menyalurkan beras OP itu sudah bagus. "Tapi bukan berarti pasar diabaikan. Pasar harus tetap dipasok beras OP," katanya.
Saat berada di pasar Pamekasan, bahkan Imam mendapatkan fakta, ada banyak pedagang yang menjual beras OP. Tapi harganya bervariasi, Rp 2.100,00/kg hingga Rp 2.800,00/kg.
"Ini tidak benar. Tolong dibenahi, harga beras OP paling tinggi Rp 2.100,00. Syukur bisa Rp 2.000,00/kg karena belinya dari Dolog hanya Rp 1.800,00," kata Imam. (dek)

top