back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

JAWA TIMUR
Rabu, 10 November 1999
Surabaya Post


Nelayan Keluhkan Kali Bangkalan

Bangkalan - Surabaya Post

Ratusan nelayan Kampung Lebak, Kelurahan Pangeranan dan Kampung Bandaran, Kelurahan Pejagan, Kecamatan Bangkalan, mengeluhkan kali Bangkalan yang dangkal dan kering. Akibatnya, perahu nelayan sulit berlabuh.
Keluhan nelayan ini dilontarkan saat kunjungan komisi D DPRD Bangkalan di Kampung Lebak, Selasa (9/11) siang. Selama peninjauan lokasi, anggota dewan meminta masukan dari wakil nelayan, Lurah dan Dinas PU Pengairan Tk. II Bangkalan.
"Nelayan di sini, kesulitan masuk ke kampung melalui kali Bangkalan, karena sungainya dangkal dan kering. Akibatnya, perahu-perahu nelayan ditambat di pantai," ungkap para nelayan.
Mereka mengakui, sebelumnya nelayan di dua kampung itu cukup mudah masuk melalui kali Bangkalan. Sehingga hasil tangkapan ikan langsung bisa dibawa ke rumahnya, tidak perlu mengangkut dari pantai yang letaknya cukup jauh.
Dangkalnya kali Bangkalan karena cukup lama tidak dilakukan pengerukan sejak tahun 1993. Di samping juga, aliran air kali Bangkalan sebulan terakhir ini diputus di Kampung Junok, Kelurahan Kemayoran.
Aliran air dari Dam Tunjung, yang biasanya melalui kali Bangkalan dibuang ke laut melalui kali Bancaran. Karena di sepanjang kali Bangkalan sedang dilakukan pengangkatan lumpur.
"Kami minta pada Dinas Pengairan agar kali Bangkalan segera lancar kembali. Sehingga perahu nelayan yang jumlahnya ratusan ini tidak kesulitan berlabuh," pinta salah seorang nelayan.
Selain dangkalnya Kali Bangkalan, warga di Kampung Lebak yang tinggal di dekat kali Bangkalan juga melaporkan, plengsengan kali bagian selatan rusak berat. Ini akibat beban berat bego saat melakukan pengerukan sungai beberapa hari lalu.
Kepala Dinas PU Pengairan Bangkalan, Ir Moch. Rifa'i mengatakan saat ini kali Bangkalan mulai dari hilir hingga mendekati hulu, mulai dilakukan pengerukan. Baik menggunakan peralatan mekanik (bego) maupun tenaga manusia.
"Di sepanjang Kampung Lebak hingga Pecinan menggunakan bego untuk mengangkat lumpur dari kali ke darat. Karena ada jalan di pinggir kali untuk tempat peralatan mekanik ini. Sedang dari pecinan hingga Jalan Jokotole, menggunakan tenaga manusia, para pengungsi Sambas," ujar Rifa'i.
Soal plengsengan yang rusak, Rifa'i mengatakan pelaksana pelaksana proyek dari Irjat Jatim akan segera memperbaikinya. "Plengsengan yang rusak tetap akan diperbaiki," katanya.
Pengerukan lumpur kali Bangkalan ini sifatnya darurat, supaya perahu nelayan tidak kesulitan berlabuh di dekat rumahnya. "Sedang untuk jangka panjang, kami sudah mengusulkan akan membangun siphon di Junok. Maksudnya untuk mengatur air di kali Bangkalan. Sehingga di satu sisi para nelayan di sini tidak kesulitan berlabuh, petani di sekitar Junok tidak kerepotan masalah air untuk irigasi," ujarnya.
Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Ghaffar meminta pada Lurah Pangeranan, Arfak, agar memberikan pengarahan pada warganya tentang upaya Dinas Pengairan menanggulangi keluhan nelayan. "Sedang kami tetap akan memantau pelaksanaan proyek ini, supaya sesuai dengan harapan kita bersama," katanya. (kas)