back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

EKONOMI
03 September 1999
Surabaya Post


Tembakau Probolinggo 'Diborong' ke Madura
Ada Indikasi Dioplos

Surabaya - Surabaya Post

Sejumlah pedagang memborong tembakau Paiton Voor Oogst (PVO) asal Probolinggo untuk dikirimkan ke Madura. Ada indikasi tembakau Paiton VO itu akan dioplos dengan tembakau Madura untuk mendongkrak harga dan meraih untung lebih tinggi.
Aksi borong itu sempat dikeluhkan sejumlah pabrik rokok (PR) yang membuka gudang tembakau di Probolinggo. Diakui, ulah aksi borong itu justru menguntungkan petani karena pemborong berani mematok harga lebih tinggi dibandingkan pembeli dari gudang.
Memang tak ada jaminan dari pihak pedagang akan terus ajek membeli tembakau petani hingga panen berakhir. Panen tembakau Probolinggo bermula sejak akhir Agustus. Jika dilihat dari areal tanam yang tahun ini mencapai 5.900 hektare, diperkirakan tembakau yang dipanen sudah mencapai 30%. "Kami merasa disaingi dengan aksi pedagang yang langsung terjun ke petani," kata Kepala Gudang PT Bentoel di Probolinggo, Chumaidi, Kamis (2/9) pagi. Apalagi, selama ini pihak gudang di Probolinggo banyak membina petani tembakau.
Tiap hari minimal sebuah truk gandeng membawa tembakau Probolinggo untuk dikirimkan ke Madura. "Yang saya ketahui, sekitar 50 ton per hari tembakau dibawa ke luar daerah," katanya.

Berebut Tembakau

Sejumlah petani sangat tergiur dengan harga yang ditawarkan pemborong musiman. Misalnya ketika pihak gudang PT Bentoel mematok harga tembakau Rp 13-16 ribu/kg, pedagang berani membeli dengan harga Rp 15 sampai Rp 20 ribu.
Wajar pedagang berani membeli dengan harga setinggi itu sebab tembakau Madura mencapai Rp 20-23 ribu. "Jika tembakau Probolinggo dioplos dengan tembakau Madura, pedagang masih untung," kata Chumaidi.
Hal senada juga dikatakan Ir Adi Husni, dari gudang PT HM Sampoerna di Probolinggo. Tembakau PVO jika masih baru mirip tembakau Madura yang ditanam di persawahan. "Tembakau Madura ada dua jenis (ditanam) di sawah dan gunung, yang jenis sawah mirip dengan tembakau Paiton," kata Adi.
Tapi bila tembakau PVO sudah disimpan lama, maka akan terlihat bedanya. Untuk menyiasati itu, pedagang mengoplos tembakau PVO ketika masih baru.
Aksi borong tembakau, kata kepala gudang PT Gudang Garam (GG), Nicolas Rachmad, diakui sempat merepotkan. "Tetapi aksi itu kini mulai mereda," kata Nico --panggilan akrab Nicolas Rachmad-- lewat stafnya, Hariadi.
Berdasarkan catatan, areal tembakau di Probolinggo tahun ini menyempit, hanya 5.900 hektare. Padahal tahun lalu mencapai 7.000 hektare, bahkan tahun-tahun sebelumnya di atas 7.000 hektare. "Areal tahun ini berkurang karena petani trauma, tahun lalu tembakau secara nasional hancur terkena cuaca tak menentu," kata Hariadi.
Tahun ini sebanyak lima gudang tembakau terpaksa berebut tembakau dari lahan yang menyempit itu. Kelima gudang itu masing-masing milik PT Gudang Garam, PT Bentoel, PT Djarum, PT Sampoerna, dan PT Norojono. (isa)