back
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment

Jumat
30 Juli 1999
Radar Madura


Petani Tembakau Optimis Panen Baik

Sumenep, Radar.-

Kendati Bupati Sumenep H. Soekarno Marsaid tiada hentinya mengimbau para petani untuk tidak menanam tembakau berlebihan karena cuaca yang kurang menguntungkan akibat curah hujan yang sangat tinggi, para petani tetap menanam tembakau. Imbauan bupati ini didasarkan pada ramalan Badan meteorologi dan Geofisika (BMG).

‘’Keadaan seperti inilah yang saya takutka. Masyarakat Sumenep, khususnya para petani tembakau, merupakan tanggung jawab saya. Imbauan saya itu di samping kondisi cuaca yang kurang baik juga untuk melindungi petani dari kemungkinan mengalami kerugian besar akibat panen tembakau tahun ini kurang sukses,’’ tandas Bupati Marsaid.

Akan tetapi, dari pantauan Radar Madura di berapa lahan yang ada di Sumenep kenyataan berbicara lain. Terbukti, masih banyak para petani tembakau yang nekad menanam tembakau lebih banyak dari sebelumnya. Misalnya, Sauki, salah seorang petani tembakau Desa Giring Temor Kecamatan Manding yang menanam tembakau ratusan ribu pohon di atas tanah seluas 3/4 ha. Ia merasa optimis bahwa panen tembakau kali ini akan menuai hasil secara optimal.

"Gagalnya panen tembakau sebelumnya tidak membuat semangat saya kendor. Kerugian saya sebelumnya hanya sekitar Rp 10 juta. Tapi, saya yakin panen tembakau kali ini akan memberi keuntungan berlipat," kata dengan nada optimistis. ‘’Kalau pun sekarang ada hujan, tetapi curahnya tidak terlalu tinggi,’’ tambahnya.

Sementara itu, karena kegagalan musim lalu, sebagian petani tembakau yang merelakan tanahnya disewa orang lain. Ini dialami oleh Murahmat, salah seorang petani tembakau asal Gadding yang juga masih satu wilayah dengan Sauki. Tanah Murahmat disewa oleh petani tembakau dari Desa Baragung-Guluk-Guluk.

‘’Tanah saya seluas 1 ha yang berlokasi di Desa Gadding memang sangat baik serta dapat menghasilkan tembakau yang berkualitas tinggi seperti halnya kualitas tembakau di desa Prancak-Pasongsongan yang tembakaunya cukup terkenal itu,’’ kata Murahmat.

Sebenarnya dia merasa sayang tanahnya disewa orang lain. Akan tetapi modalnya sudah habis akibat kegagalan panen tahun lalu. Dengan menyewakan tanahnya itu, ia merasa ragu-ragu lagi karena hasilnya sudah nyata. ‘’Walaupun sedikit akan tetapi tampak," kata salah seroang petani tembakau yang tanahnya juga disewakan.

Panen tembakau yang diperkirakan Agustus ini tampaknya tidak akan disia-siakan oleh para petani. ’’Begitu ada pembeli yang menawar dengan harga standar, saya akan langsung melepasnya Pak,’’ kata Bukardin seorang petani kampung Kokon Manding.

‘’Saya tidak mau kesalahan dulu terulang lagi saat ini, tembakau saya akhirnya anjlok akibat lamanya dibiarkan di tempat dan terkena hujan,’’ tambahnya. (Sul)